PANYABUNGAN - Akibat irigasi rusak, ratusan hektar areal persawahan di tiga desa di Hutapungkut Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara tidak bisa di garap untuk musim tanam ini. Lahan jadi terlantar dan kini ditumbuhi semak belukar. Ketiga desa itu adalah Hutapungkut Jae, Tonga dan Hutapungkut Julu. Sedangkan irigasi yang rusak adalah Bondar Dolok Hutapungkut yang berhulu di Aek Koran, irigasi Bondar Tonga dan irigasi Bondar Sialang yang berhulu di wilayah Boralla Hutapungkut.

Dari ketiga irigasi ini, paling parah kerusakannya adalah irigasi Bondar Dolok Hutapungkut yang mencapai 20 titik. ditambah rusaknya talang. Sedangkan untuk irigasi Bondar Tonga dan Bondar Sialalang mengalami longsor dan talang jatuh.

Pantauan di lapangan, Rabu (25/7/2018), sampai berita ini diturunkan tidak ada satu areal persawahan pun di kawasan ini yang bisa digarap. Areal persawahan warga menjadi semak belukar dan sebagian warga menanaminya dengan tanaman muda.

Parwis, salah seorang petani mengatakan, seharusnya kalau irigasi ini bagus maka usia tanaman padi sudah 2 bulan. Namun yang terjadi saat ini areal persawahan tidak bisa digarap. Praktis lahan menjadi kosong disebabkan warga terus menunggu adanya perbaikan irigasi.

"Kalau pun air nanti masuk sekitar 2 minggu lagi, kita sudah ketinggalan musim untuk panen ini. Jadi diprediksi untuk musim tanam ini tidak lagi digarap," ucapnya.

Kepala Desa Hutapungkut Tonga, Parlindungan menyampaikan, kemungkinan besar air irigasi akan bisa masuk sekitar 3 minggu lagi. Saat ini perbaikan talang sudah mulai dilakukan bersumber dana Bansos.

"Sedangkan irigasi yang longsor juga akan kita angkat dengan menggunakan mesin dompeng yang biayanya dari swadaya masyarakat. Kalau pun air nantinya bisa masuk, maka diprediksi warga akan ketinggalan musim hampir tiga bulan.

“Jadi menurut hemat kita musim panen kemungkinan besar areal persawahan tidak akan bisa di tanami lagi,” ujarnya .

Dikatakannya, mengingat banyaknya jumlah titik yang rusak dan longsor, masyarakat berharap ada bantuan dari pemerintah terhadap penanganan irigasi yang rusak ini.

"Kasihan kita melihat warga, satu orang pun tidak ada yang bisa menggarap lahannya di wilayah tiga desa ini,” ungkapnya.