TAPTENG - Melambungnya harga garam belakangan ini membuat usaha perebusan ikan yang ada di Keluaraha Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah menjerit. Bahkan jika harga garam tidak segera turun, usaha perebusan ikan mereka terancam tutup. Demikian pengakuan ibu Nelly, (36) pemilik perebusan ikan ketika dikonfirmasi di tempat perebusan ikanny di Hajoran, Kamis (20/7/2017) siang.

Menurutnya dua minggu terakhir ini harga garam terus meroket. Awalnya mereka membeli garam 1 sak ukuran 50kg hanya Rp80.000. Namun tiba-tiba naik menjadi Rp200.000/sak, dan untuk hari ini, harganya sudah naik menjai Rp275.000/saknya.

Akibat naikknya harga garam tersebut, merekapun terpaksa mengurangi pembelian garam menjadi 2-3sak/hari. Padahal sebelumnya mereka sanggup membeli sampai 30-40 sak.

“Habis mau bilang apalagi, memang harga garamnya membunuh kami para perebus ikan ini. Bayangkan saja, setiap hari mengalami kenaikan Rp20.000-30.000. Untuk hari ini saja kami membeli seharga Rp275.000/sak, belum tahu lagi besok berapa harganya, keluhnya dengan wajah lesu.

Untuk itulah wanita yang sudah menggeluti usaha pengerebusan ikan selama puluhan tahu itu meminta, pemerintah mengambil langkah cepat agar harga garam bisa normal kembali.

“Kami minta kepada pak Presiden Jokowi, tolong perhatikan kami pak para perebus ikan dan nelayan ini. Karena bapak Presiden sudah pernah ke Tapteng ini, dan melihat bagaimana kondisi kami masyarakat Tapteng. Dan jika harga garam ini terus naik, maka kami akan bangkrut pak, dan anak-anak kami akan terlantar,” pinta Nelly.

Sementara itu salah seorang pengusaha garam yang ada di Kelurahan Hajoran, Ibu Dody yang ditemui di gudangnya mengatakan, bahwa mereka juga sudah mahal membeli garam dari Medan, ditambah lagi ongkos angkut dari Medan.

Ditanya apa yang menjadi penyebab harga garam naik, menurut informasi yang mereka terima, bahwa petani garam yang di Madura gagal panen. Ditambah lagi pasokan garam dari India tidak masuk.

“Kami juga sebagai pengusaha meminta kepada pemerintah agar secepatnya mencari solusi agar harga garam ini bisa normal kembali. Karena kasihan melihat masyarakat nelayan dan perebus ikan dengan kenaikan harga garam ini.

Karena saya menjual garam kepada mereka, sistim kredit. Kalau harga garam semahal ini, produksi mereka juga sedikit, dan terkendala untuk membayar cicilan garamnya. Mudah-mudahan pemerintah secepatnya mengatasi harga ini,” harapnya.

Hasil amatan di lapangan, tampak para perebus ikan lebih banyak istirahat akibat mahalnya harga garam. Kalaupun mereka merebus ikan, menunggu stok ikan terkumpul dulu agar lebih irit pemakaian garamnya.