MEDAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi dengan status Level IV (Awas). Untuk itu, masyarakat dan pengunjung diminta agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak Gunung SInabung, dan dalam jarak 7 km untuk wilayah sektor Selatan-Tenggara. Selain itu, dalam rilis yang diterima redaksi GoSumut, Kamis (20/7/2017), BNPB juga meminta masyarakat menjauh dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara-Timur dari puncak Gunung Sinabung.

"Masyarakat yang beraktivitas dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar hujan," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Hal ini, kata dia, telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap waspada karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol dan tidak kuat menahan volume air sehingga berpotensi mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

Dirinya juga berharap agar BPBD Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bahaya lahar hujan/banjir bandang ini kepada penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.

Dalam rilis yang diterima itu, BNPB juga mencatat, erupsi Gunung Sinabung dengan kolom abu vulkanik terjadi setinggi 3.500 meter, disertai guguran lava sejauh 1.000 meter ke arah selatan.

"Lama gempa erupsi 386 detik. Angin bertiup sedang ke arah Barat-Baratdaya," ungkapnya.

Tak hanya itu, pada Rabu (19/7/2017) kemarin, BNPB juga telah mencatat 125 kali terjadinya gempa di Gunung Sinabung seperti terjadinya gempa letusan, gempa guguran, gempa hembusan asap, dan gempa low frekuensi.