MEDAN-Permintaan air minum dalam kemasan (AMDK) di Sumatera Utara cenderung terus meningkat, meskipun perekonomian nasional sedang melambat. Buktinya, produsen AMDK terus ekspansi membangun pabrik baru, selain bisnis air minum isi ulang tetap tumbuh di daerah ini.

Lestyo Prihadianto, Kepala Pabrik PT Tirta Investama-Langkat, mengakui peningkatan permintaan terhadap AMDK itu di Sumut. "Saat ini kami memproduksi 200 juta liter air minum, padahal tahun sebelumnya cuma 60 juta liter saja," katanya.

Dia berbicara saat menerima kunjungan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sumut Hermanshah bersama rombongan ke pabrik PT Tirta Investama-Langkat yang memproduksi air minum merek Aqua.

Ini merupakan pabrik kedua milik Aqua di Sumut, sedangkan yang pertama berada di Desa Doulu, Berastagi. Pabrik seluas enam hektare yang berada di Jalan Binjai-Namu Ukur kawasan Pasar VI Desa Kwala Mencirim, Langkat ini berdiri sejak Agustus 2015 lalu.

"Ini juga merupakan pabrik ke-18 milik Aqua di Indonesia," ungkap Lestyo.

Turut menerima rombongan PWI Sumut adalah Manajer Komunikasi Perusahaan PT Tirta Investama Michael Liemena, Relation Senior Manager Regional Sumatera Wirnos, SR Manager Jonson Hutabarat. Kunjungan dilakukan dalam rangka halal bi halal sekaligus mempererat silaturahim mengingat perusahaan ini senantiasa mendukung program PWI Sumut selama ini.

Michael Liemena mengakui adanya peningkatan permintaan AMDK di Sumut sehingga Aqua memutuskan melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru di Langkat sejak tahun 2015 lalu. "Dua pabrik di Sumut berkontribusi sebesar 9% dari 11 miliar liter air minum yang diproduksi Aqua secara nasional," katanya.

Dia mengakui pabrik di Langkat kini memproduksi 200 juta liter air minum, sedangkan pabrik di Berastagi menghasilkan 600 juta liter air minum per tahun. "Itu pun masih belum bisa memenuhi permintaan di Sumut, apalagi produksi air minum dari dua pabrik di daerah ini juga dipasarkan ke Aceh, Riau, Sumatera Barat, dan Batam," jelasnya.

Michael menambahkan saat ini Aqua menguasai 78% pangsa pasar AMDK di Indonesia, sedangkan 22% lagi diisi oleh produsen-produsen lain.