MEDAN - Bagi anak-anak kebanyakan, khususnya mereka yang baru saja menginjakkan kaki di bangku Sekolah Dasar (SD), hari pertama masuk sekolah adalah hal yang paling ditunggu. Di hari pertama, anak-anak ini akan berkenalan dengan teman baru, dan mulai belajar berbagai ilmu pengetahuan dari guru di sekolahnya.

Namun, hal seperti itu justru tak dirasakan 81 siswa/i baru di SD Negeri 044831 yang berada di Desa Gung Pinto, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.

Pada hari pertama sekolah, anak-anak di Desa Gung Pinto justru belajar di lapangan terbuka dibawah terik matahari.

Menurut Kepala SDN 044831, Heriani Sembiring, tiga tenda yang biasa digunakan untuk belajar rusak berat akibat diterjang angin kencang.

Sejak Januari 2017 kemarin, anak-anak di Desa Gung Pinto terpaksa belajar di tenda karena kelas mereka rusak akibat gempa yang melanda beberapa waktu lalu.

"Karena diterjang angin kencang, anak-anak di sekolah terpaksa belajar berpanas-panasan. Tenda yang kami gunakan untuk belajar rusak berantakan," ungkap Heriani pada Tribun lewat selular, Senin (17/7/2017).

Ia mengatakan, tiga tenda yang rusak ini sebelumnya digunakan siswa di enam kelas berbeda. Tiap tenda, kata Heriani, diisi oleh dua kelas yang siswanya berjumlah 15 sampai 17 orang.

"Sebenarnya tidak layak satu tenda diisi oleh dua kelas. Pelajaran yang diberikan tentunya akan terganggu," kata Heriani.

Karena bermodalkan semangat di hari pertama sekolah, anak-anak tetap melaksanakan aktivitas belajar. Namun, proses belajar mengajar dilaksanakan di lapangan terbuka dan dibawah terik matahari.