MEDAN-Seluruh lahan kosong milik PT Kerata Api Indonesia (KAI) akan dibangun menjadi hunian nonhunian atau bangunan komersil, bekerjasama dengan Perum Perumnas melalui sinergi BUMN (Badan usaha Milik Negara) dan tidak menutup kemungkinan mengikutkan pihak ketiga atau swasta. Rencana ini dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan segera dimatangkan.

"Hal ini dibahas dalam rapat di kantor Kemenko Perekonomian, membahas tentang TOD (Transit Orientation Development). Intinya Kemenko Perekonomian mau mengoordinasikan pembangunan hunian dan nonhunian di terminal atau stasiun keretaapi yang tanahnya memang milik PT KAI," ujar Zulfi Syarif Koto, Ketua LPP3I (Lembaga Pengkajian Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia) atau Housing Urban Development HUD Institute.

Kata dia, di Medan banyak lahan KAI, begitu juga di daerah lain. Di Jabodetabek saja ada 36 lokasi. Namun untuk sementara ini baru tiga lokasi yang akan dijadikan pilot project kerjasama PT KAI dan Perum Perumnas ini sebagai bentuk sinergi BUMN.

"Jadi mau dilakukan pilot project di tiga lokasi di Jabodetabek yakni di lahan PT KAI di antaranya Kampung Pandan, Tanjung Duren yang arah Depok, dan satu lagi saya lupa lokasinya. Adapun bangunan yang akan dibangun adalah hunian untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan kelompok middle income, pokoknya yang berpenghasilan menengah ke bawah," ujar mantan Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Tarukim ) Sumatera Utara ini.

Selain hunian untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, juga akan dibangun gedung nonhunian alias bangunan untuk kepentingan komersial seperti ruko atau rumah toko, rukan (rumah kantor), dan lainnya.

Untuk bangunan hunian, ujar Zulfi, akan dibuat seperti rumahsusun. Kata dia, latarbelekang sinergi BUMN antara Perum Perumnas dengan pihak PT KAI ini dilatarbelakangi oleh banyaknya komuter (warga yang tinggal di sekitar Jakarta namun mencari rezeki atau bekerja di Jakarta).

"Pada umumnya kan komuter ini kan jauh berasal dari Bogor dan daerah lainnya. Jauh jarak tempuhnya, ada yang 4 jam ada yang 8 jam. Nah, komuter inikan harus menempuh jarak jauh (dari rumah menuju tempatnya bekerja -red).

Nah, mereka-mereka ini dibolehkan membeli unit-unit bangunan yang dibangun Perum Perumnas dan PT KAI. Semacam apartemen hunian yang akan dibangun, sampai 30 lantai," kata Zulfi.