LANGKAT-Luas lahan baku persawahan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mencapai 36.991 hektare yang terdiri dari irigasi, tadah hujan, dan pasang surut. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat Yusfik Helmi di Stabat.

Menurut Yusfik, dari luas lahan baku 36.991 hektare itu yang terluas adalah lahan tadah hujan mencapai 27.645 hektare yang berada di Kecamatan Selesai 299 hektare, Binjai 1.311 hektare, Stabat 1.342 hektare, Wampu 941 hektare, dan Batang Serangan 118 hektare.

Kemudian, Kecamatan Padang Tualang 238 hektare, Hinai 1.551 hektare, secanggang 5.591 hektare, Tanjungpura 1.082 hektare, Gebang 2.785 hektare, Babalan 4.259 hektare, sei Lepan 1.536 hektare, Brandan Barat 1.362 hektare, Besiatang 1.366 hektare, Pangkalan Susu 2.809 hekrare, dan Pematang Jaya 803 hektare.

Sementara untuk lahan persawahan beririgasi teknis hanya seluas 8.642 hektare saja yang berada di Kecamatan Bahorok seluas 720 hektare, Sirapit 1.250 hektare, Salapian 171 hektare, Sei Bingei 3.089 hektare, kuala 876 hektare, selesai 916 hektare, Tanjungpura 1.240 hekltare, dan Sei Lepan 380 hektare.

Sedangkan lahan persawahan pasang surut seluas 704 hektare yang berada di Kecamatan Secanggang 248 hektare, Tanjungpura 416 hektare dan Besitang 40 hektare yang tergantung kepada air laut.

Untuk pertanaman padi dalam rangka memenuhi swasembada beras yang dilaksanakan petani selama ini untuk lahan tadah hujan ditanami tiga kali setahun, demikian juga dengan irigasi sementara untuk lahan pasang surut hanya ditanami sekali dalam setahun.

Dari luas lahan baku persawahan yang ada itu, maka Langkat hampir setiap tahun surplus beras mencapai 60.000 ton dan merupakan salah satu daerah di Sumatera Utara yang mengalam swasembada.