LANGKAT - Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illaallaahu Allahu Akbar, Allaahu Akbar Walillaahil Hamd.... Gema takbir saling bersautan berkumandang di seluruh penjuru dunia. Hal itu menandai tibanya hari raya idul fitri 1438 Hijriah.

Tidak jauh berbeda dengan belahan bumi lainnya, gema takbir yang mengumandangkan tanda kebesaran Allah tersebut juga menggema di Masjid Taqwa An-Nur, Desa Laubengkeladeh, Kecamatan Namu Ukur Selatan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Anwar Bakti yang didaulat sebagai khotib pada hari kemenangan itu mengetengahkan tema "Menjadikan Islam Sebagai Cara Pandang". Tema itu sengaja dipilihnya untuk menyegarkan kembali sikap keagamaan kita yang mulai rapuh. Oleh karena itu perlu disegarkan, diluruskan agar menjadi kuat menghadapi berbagai tantatangan.

"Kita hidup di akhir zaman. Berbagai fitnah dan tipu daya tidak pernah berhenti mendera umat islam. Oleh karena, itu jika Islam belum menjadi cara pandang umatnya, dipastikan kita bukan menjadi umat pemenang tetapi menjadi umat pecundang," katanya Anwar, Minggu (25/6/2017).

Ia mengungakapkan, untuk mewujudkan itu, kita harus bersatu, menyingkirkan perbedaan dan pertentangan yang tidak prinsipil. Melakukan apa yang diperintahkan Allah meninggalkan apa yang dilarang. Allah tidak pernah membuat standart atau ukuran kemenangan itu berupa hal - hal bersipat duniawi atau materi. "Ukuran kemenangan itu adalah pertolongan dari Allah. Banyak bangsa atau pribadi yang hebat secara duniawi tapi jauh dari pertolongan allah," ungkapnya.

Selain itu, ia menambahkan, jika hal itu dapat diwujudkan, niscaya umat islam akan lepas dari kemiskinan dan ketertindasan. "Idul Fitri merupakan momentum strategis untuk menciptakan manusia yang merdeka, lepas dari kemiskinan dan ketertindasan. Itulah makna sebenarnya dari Idul Fitri," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan priode 2010 - 2015 ini menyerukan kepada umat islam agar memanfaatkan momen idul fitri yang sakral ini untuk menjadikan manusia merdeka di hari kemenangan. "Marilah idul fitri ini kita jadikan sebagai langkah awal bagi kita semua agar memperbaharui sikap untuk lebih responsif terhadap persoalan umat dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebab, idul fitri ini, umat Islam kembali ke fitrahnya," serunya.

Sebagaimana diketahui, Masjid Taqwa An Nur berdiri setelah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Fisip Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan bakti sosial selama tiga tahun di daerah tersebut. Dalam kurun waktu pembinaan selama tiga tahun, akhirnya tokoh masyarakat setempat, notabene merupakan seorang Muallaf menyerahkan tanahnya untuk dibangun masjid yang nantinya diharapkan menjadi pusat pembinaan keagamaan dan sekaligus basis pengembangan ekonomi kerakyatan, khususnya di Desa Laubeng Keladeh dan sekitarnya.

Berangkat dari itu, beberapa alumni IMM Fisip UMSU antara lain Anwar Bakti, Zulfahmi Ibnu, Yurisna Tanjung dan Rafdinal serta Affan Al Quddus menggas pembangunan masjid yang luasnya mencapai 15 x 17 meter di desa berpenghuni sebanyak 37 Kepala Keluarga (KK) atau setara dengan 137 jiwa yang mayoritas merupakan kaum Muallaf.

Hingga hari ini, pembangunan masjid yang didukung berbagai pihak telah rampung 80 persen.