JAKARTA|Jumat (9/6) malam nanti, masyarakat Indonesia dapat melihat fenomena di mana jarak bulan berada di titik terjauh bumi. Fenomena ini dinamakan minimoon.

Fenomena ini terjadi setiap 1 bulan 18 hari lebih lambat tiap tahunnya. Nantinya, bulan jadi terlihat lebih kerdil dan lebih redup berkebalikan dengan supermoon.

"Minimoon adalah kebalikan supermoon. Minimoon ketika purnama pada jarak terjauh. Purnama besok tergolong minimoon. Itu dapat teramati di seluruh dunia yang bisa melihat purnama," ujar ketua LAPAN Thomas Djamaluddin.

Dalam fenomena alam ini, jarak bulan pada saat itu sekitar 406.401 kilometer atau 50.000 kilometer lebih jauh daripada supermoon 25 Mei lalu. Bulan akan nampak berukuran 7 persen lebih kecil dari ukuran normal.

Fenomena ini karena orbit bulan yang mengelilingi bumi tidak berbentuk bulat, melainkan elips. Sehingga pada masa tertentu, jarak bulan akan lebih jauh dari biasanya.

Sama seperti bumi, bulan juga dapat berotasi dan berevolusi. Bulan berotasi pada porosnya dan berevolusi mengelilingi bumi.

"Ya benar. (Minimoon) Setiap tahun dengan pergeseran waktu sekitar 1 bulan 18 hari lebih lambat setiap tahun. Kalau tahun ini terjadi 9 Juni 2017, tahun depan 27 Juli 2018," tutur Thomas.