MEDAN-Hampir dua pekan puasa, permintaan masyarakat terhadap pakaian masih sepi. Bahkan cenderung menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Imbas penurunan ini, paling dirasakan dari toko offline, sedangkan toko online justru sebaliknya.

Seperti diungkapkan Neva, seorang pedagang pakaian dan jilbab di Pasar Tradisional Petisah Medan, meski momen Lebaran sudah dekat, namun permintaan konsumen masih belum menunjukkan adanya peningkatan.

"Masih biasa saja, belum ada peningkatan. Mungkin karena Lebaran tahun ini berbarengan dengan masuknya anak sekolah. Jadi masih sepi. Kita lihatlah beberapa hari ke depan, karena masih ada 17 hari lagi dan mungkin pegawai maupun karyawan belum menerima THR," ujar Neva yang juga melebarkan pemasarannya dengan cara online.

Pengalaman momen menjelang Lebaran dari tahun-tahun sebelumnya sebut Neva, sejak puasa pertama hingga mendekati Lebaran, masyarakat yang berbelanja selalu ramai.

Berbeda dengan Mira, pelaku usaha dengan brand Hannanisa yang memasarkan beragam produk pakaian syar"i, jilbab baju couple ibu dan anak mukenah. Momen puasa kali ini, omzetnya meningkat hingga mencapai 70%.

"Kalau orderan dari offline sekarang ini menurun. Namun untuk online sebaliknya. Untuk orderan online, sebenarnya sejak Maret lalu sudah banyak. Kita sudah banjir orderan," ujar Mira yang memiliki gerai di kawasan Jalan Perjuangan ini.

Peningkatan dari pemasaran secara online sambungnya, terdongkrak hingga 70%. Permintaan tersebut juga datang tidak hanya dari Kota Medan, namun juga banyak dari luar kota seperti Malang, Aceh, Kalimantan, Makassar dan Jakarta.

"Umumnya, mereka banyak yang mencari yang syar"i. Kalau tahun ini yang beli secara konvensional itu turun, tapi yang melalui online meningkat," ujar Mira.