BELAWAN - Kesal terhadap kondisi banjir pasang laut (Rob) yang kian meninggi setiap tahunnya, sejumlah tokoh masyarakat peduli lingkungan hidup mendesak pihak kepolisian serta instansi terkait diantaranya dinas kehutanan untuk menindak tegas pelaku perusak lahan mangrove serta menangkap pihak pengusaha yang senggaja mengalih fungsikan lahan mangrove menjadi lahan depo kontener maupun pergudangan di kawasan Belawan. Dalam hal ini Camat Belawan Ahmad agar tak menutup mata untuk pro aktif melakukan pengawasan terhadap lahan mangrove yang telah banyak gundul hingga menyebabkan kawasan Belawan lamban laun akan tenggelam akibat dilanda banjir rob.

Tokoh masyarakat lainnya bernama Robin manurung juga berharap pada Camat Belawan agar tak hanya duduk dikursi saja melainkan harus juga berpatroli di setiap Kelurahan yang tegenang banjir serta melihat warga korban banjir rob.

"Sekali sekali keliling jangan di kantor saja Camat Belawan tuch, biar tahu berapa dalamnya pasang air laut. Warga juga mendesak pihak kepolisian serta instansi terkait untuk menindak tegas para penebang hutan mangrove (bakau) serta penimbun lahan mangrove di kawasan Belawan yang telah menghilangkan daerah resapan air menjadi sejumlah depo kontener maupun bangunan gudang lainnya bahkan hancurnya lahan mangrove juga berdampak hancurnya habitat pesisir diantaranya ikan, kerang, kepiting maupun hewan khas penghuni mangrove," ujar Robin Manurung yang juga tokoh nelayan, Sabtu (27/5/2017) sore.

Abdurahman selaku ketua masyarakat pancasila Indonesia (MPI) Belawan berharap agar Pemerintah segera membuat tanggul rob serta pintu kleb yang sudah diusulkan di setiap Musrembang bahkan telah dijanjikan Walikota Medan HT Dzulmi Eldin namun realisasinya belum juga ada.

"Kami selaku warga Belawan berharap Pemerintah cepat tanggap atas persoalan banjir rob yang kerap dialami warga serta kami menagih janji Pemko Medan untuk membangun tanggul rob serta pembuatan pintu air (klep) tersebut,"cetus tokoh masyarakat Belawan tersebut.