JAKARTA - Meski lifter Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni telah mendapat bonus rumah atas prestasi meraih perak pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tetapi, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Rosan P Roeslani tetap mengguyur Eko Yuli dan kawan-kawan dengan bonus sebesar Rp500 juta.

Bonus ini diberikan khusus kepada Tim Angkat Besi Indonesia meraih 3 emas dan 4 perak pada Islamic Solidarity Games (ISG) IV di Baku, Azerbaijan, 13-22 Mei lalu.

Pemberian bonus tersebut diberikan langsung Rosan P Roeslani di Grand Kemang Hotel, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

"Apa yang diraih oleh atlit di ISG bukan hal yang instan, namun sudah terprogram. Kunci dari prestasi ini adalah disiplin. Yang jelas kami tidak pernah memberikan janji bonus diawal. Kami tidak ingin bonus menjadi pendorong. Setelah ada prestasi baru ada bonus," kata Rosan P Roeslani di sela pemberian bonus.

Menurut dia, bonus tidak hanya diberikan kepada atlet, namun juga diberikan kepada pelatih maupun tim manager. Sebab, raihan medali di ISG tersebut merupakan buah kerja keras dan sinergi antara ketiga pihak yang selama ini berjalan dengan baik.

Besar bonus yang diguyurkan oleh PB PABBSI kepada atlet peraih medali, tim pelatih dan tim manager ini sebesar Rp500 juta. Peraih medali emas mendapatkan jatah bonus yang paling tinggi dan masing-masing mendapatkan Rp50 juta. Sedangkan perak mendapatkan Rp30 juta.

Jumlah bonus memang tidak sebesar saat tampil di Olimpiade Brazil, namun semua penerima bonus sangat mengapresiasi apa yang diberikan PB PABBSI. Apalagi selama persiapan untuk ISG dihadapkan ketidakpastian soal dana dari pemerintah.

Di ISG IV, Tim Angkat Besi Indonesia meraih 3 emas dan 4 perak. Medali emas diraih Surahmat, Sri Wahyuni Agustiani dan Eko Yuli Irawan. Sementara medali perak dipersembahkan M Purkon, Dewi Safitri, Accheddya dan Nurul Akmal.

"Bonus akan saya tabung saja. Untuk persiapan masa depan. Karena saya tidak akan selamanya menjadi atlet angkat besi. Saya harus menggunakan bonus sebaik-baiknya," kata peraih emas ISG, Sri Wahyuni.

Sementara itu pelatih angkat besi Supeni mengatakan apa yang diraih pada ISG Azerbaijan dijadikan momentum kebangkitan. Meski sektor putri tidak dipertandingkan pada SEA Games 2017 Malaysia, namun latihan dan persiapan harus terus dilakukan karena banyak kejuaraan internasional yang akan dihadapi.

"Memang benar apa yang dikatakan Pak Rosan. Bonus jangan dijadikan motivasi. Jika prestasi didapat maka bonus akan mengikuti. Ke depan, kami berharap prestasi atlet kita terus meningkat," katanya. ***