MEDAN-Manteria boru Panjaitan meneteskan air mata. Dia juga mengucapkan kalimat-kalimat kutukan kepada pelaku sesaat rekonstruksi pembunuhan suaminya, Amran Parulian Simanjuntak yang berprofesi sebagai wartawan mingguan berlangsung di Mapoldasu.

"Suami saya tidak penipu, kalau kau baru jelas seorang pembunuh," teriaknya sembari menteskan air mata.

Dari ucapan istri korban, dia membantah keterangan pelaku kepada polisi yang mengatakan nekat membunuh korban karena menipunya. Tidak mengembalikan uangnya sebanyak Rp 4 juta rupiah.

Melihat Manteria terus menangis dan mengucakan kalimat-kalimat kekesalannya, beberapa keluarga pun mencoba menenangkannya. Kemudian membawanya ke tempat yang sedikit jauh, agar jalannya rekontruksi bisa tetap lancar.

Pantauan di lokasi, rekontruksi diadakan pihak penyidik di depan gedung Direktorar Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut. Pihak kejaksaan dan pihak keluarga korban juga turut menyaksikannya. Dalam rekontruksi tersebut, setidaknya ada 13 adegan yang diperagan pelaku untuk menghabisi korban.

"Kita sengaja mengadakan rekontruksi di sini karena lokasi kejadian memang rawan macet. Hal itu tentu bisa mengganggu warga sekitar," ujar Kasubdit III/ Jathanras Polda Sumut AKBP Faisal F Napitupulu kepada wartawan.

Sebelumnya, Amran Parulian Simanjuntak tewas ditikam di Jalan Medan-Binjai Km 13,8 Kelurahan Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Rabu (29/3) pagi. Saat itu dia hendak memantau anaknya yang diantar abangnya ke sekolah.

Setelah melakukan pembunuhan itu, pelaku kemudian melarikan diri ke Kota Binjai. Dan setelah beberapa jam kemudian, pelaku berhasil diamankan. Untuk motif pembunuhan itu sendiri, pelaku mengaku uangnya sebesar Rp 4 juta miliknya tak juga dikembalikan korban.