LABUHANBATU - Meski Tim Inspektorat dari Direktorat Perhubungan Laut sudah melakukan kunjungan kerja beberapa waktu lalu ke proyek pembangunan Dermaga Kelas III Tanjung Sarang Elang yang terletak di Desa Tanjung Sarang Elang, Kecamatan Panai Hulu, namun kunjungan tersebut terkesan formalitas saja. Buktinya, belum ada tindakan tim inspektorat terkait pengerjaan 'asal jadi' yang dilakukan pihak rekanan dari CV. Wespadel Grup, dan PT.Tisa Lestari Sumber dalam proyek pembangunan dengan dana APBN Tahun 2017 sebesar Rp 4 miliar.

Sebagaimana yang diketahui, proses pengerjaannya banyak terjadi kecurangan dan penggunaan material sampai penggurangan volume.

Menurut informasi yang dihimpun GoSumut, Sabtu (6/5/2017) lalu, tim inspektorat telah melakukan kunjunggan kerja tapi masih saja membiarkan material tanah kayu busuk yang digunakan kontraktor. Padahal, pengerjaan ini jelas tidak sesuai dengan besteknya.

Salah seorang warga di sekitar lokasi membenarkan tim inspektorat Direktorat Perhubungan Laut mendatangi lokasi proyek.

"Katanya langsung dari Jakarta, tapi yang kita sesalkan kenapa pekerjaan itu terus dilanjutkan, walau material yang digunakan tidak sesuai dengan bestek," ketus warga yang enggan ditulis namanya, Selasa (23/5/2017).

Sebagaimanan amatan GoSumut beberapa waktu lalu, penggunaan tanah material kayu busuk digunakan pemborong untuk pembangunan talud dan kini sudah ditimbun dengan batu kerikil. Tak hanya itu, material bekas bangunan rehab terminal penumpang mulai dari kusen dan kayu brotinya sudah tidak kelihatan di lokasi.

"Entah kemana rimbanya, padahal kayu broti dan kusen itu masih bagus-bagus. Seharusnya bahan-bahan lama gedung terminal itu dikumpulkan untuk diserahkan kembali kepada pemerintah, karena itu adalah aset negara, jangan pula diambil untuk kepentinggan pribadi," ujar warga lainnya, Arif.

"Kita berasumsi pihak dinas PPK, konsultan dan kontraktor sudah bersubahat melakukan tindak pidana korupsi. Diminta kepada dinas terkait untuk menindak pihak kontraktor nakal, yang mempermainkan uang negara demi kepentinggan dan keuntungan pribadi," tandasnya.

Konsultan kontaktor Harahap, saat dihubungi melalui pesan singkat ke ponselnya dan panggilan selularnya, belum memberikan jawaban terkait kunjungan inspektorat beberapa waktu yang lalu.