KARO-Hari ini, Sinabung kembali erupsi dengan tinggi kolom abu 3.600 meter. Gunung ini menyemburkan material abu vulkanik hingga empat kilometer. Dengan amplitudo 120 milimeter dan lama gempa vulkanik 343 detik, angin bergerak perlahan ke arah tenggara, PVMBG menetapkan status Gunung Sinabung masih tetap di Level IV atau Awas.

Karena potensi letusan susulan masih tinggi, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas di radius tiga kilometer dari puncak, dan dalam jarak tujuh kilometer untuk sektor Selatan - Tenggara, jarak enam kilometer untuk sektor Tenggara - Timur, serta jarak empat kilometer untuk sektor Utara - Timur Gunung Sinabung.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu ke gunung tertinggi di Sumatera Utara itu agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.

Mengingat telah terbentuknya bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol bila tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.
Gunung Sinabung meletus keluarkan semburan material vulkanik hingga empat kilometer, Sabtu (20/5/2017).

Masyarakat dihimbau untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti erupsi. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung.

"BPBD Karo diminta melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar dan banjir bandang ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus. Tidak ada penambahan jumlah masyarakat yang mengungsi terkait letusan pada pagi tadi," kata Sutopo.

Dijelaskannya, sampai hari ini, masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di delapan pos pengungsian. Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian.

Kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi sebab Pemda Karo telah mengalokasikan APBD sebesar Rp 1,5 miliar untuk penanganan pengungsi. Hunian sementara (huntara) sedang dibangun Kementerian PUPR sebanyak 348 unit di empat lokasi.

"Biaya pembangunan 348 unit huntara tersebut berasal dari dana siap pakai BNPB sebesar Rp 27,8 miliar. Targetnya di Juni 2017 ini sudah dapat dihuni pengungsi. Sisanya kita masih terkendala belum tersedianya lahan," ucap Sutopo.