PADANGSIDIMPUAN - Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), mengalami peningkatan dibandingkan beberapa minggu yang lalu. Saat ini, total jumlah penderita DBD di Kota Padangsidimpuan dari Januari-Mei sebanyak 14 orang. Kepala Bidang Pelayanan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan Balyan Siregar mengatakan, kasus DBD di Padangsidimpuan mengalami grafis peningkatan.

"Beberapa minggu yang lalu, jumlahnya masih enam orang, sedangkan saat ini tercatat 14 orang. Artinya, ada grafik kenaikan,” ujarnya kepada Go Sumut, Senin (15/5/2017).

Para penderita penyakit itu, kata dia, berasal dari seluruh kecamatan yang ada di Kota Padangsidimpuan. Umumnya, DBD didominasi dari kalangan anak-anak.

Meski kasusnya tergolong meningkat, namun, Pemko Padangsidimpuan, belum bisa menetapkan status. Sebab, belum ada instruksi dari pihak provinsi tentang status itu.

"Kami sudah membuat laporan ke Dinkes Sumut, namun sampai saat ini belum ada reaksi. Makanya, kami belum bisa menentukan status,” kilahnya.

Dijelaskannya, berdasarkan hasil survey yang dilakukan tim dari Dinkes Kota Padangsidimpuan, di Kecamatan Padangsidimpuan Utara, menjadi wilayah tertinggi ancaman demam berdarah. Sebab, di wilayah itu banyak ditemukan jentik-jentik nyamuk penyakit yang mematikan itu.

"Dari enam kecamatan di kota ini, Padangsidimpuan Utara, masih tertinggi ancaman DBD,” imbuhnya.

Dia meminta kepada seluruh rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta agar meningkatkan koordinasinya dengan Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan. Sehingga, apabila ditemukan kasus DBD, dinkes akan langsung melakukan tindakan pencegahan.

"Kadang, kami tidak mengetahaui adanya kasus-kasus seperti itu, karena koordinasi antar rumah sakit masih minim,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Padangsidimpuan, Khoiruddin Nasution mengatakan, mata rantai penyakit DBD tersebut dapat diputus melalui kesadaran yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan. Menurutnya, fogging tidak menjadi solusi, karena tindakan tersebut hanya bersifat sementara.

"Pemerintah harus bekerja maksimal, namun, masyarakat jangan terlalu banyak berharap kepada pemerintah,” ujar politisi asal Partai Demokrat itu.

Dirinya berharap agar masyarakat melakukan gotong-royong di lingkungan masing-masing. Menurutnya, tindakan tersebut lebih efektif untuk pencegahan, karena membunuh secara langsung jentik nyamuk itu.

"Biasakan gotong royng, karena tindakan itu lebih efisien,” imbuh mantan aktivis mahasiswa itu.

Selain itu, Dinkes Kota Padangsidimpuan, harus lebih efektif melakukan survei ke lingkungan warga. Sebab, anggaran untuk program tersebut disediakan setiap tahun. Pemerintah harus memberikan rasa nyaman terhadap warganya dengan cara meningkatkan pelayanan terutama di bidang kesehatan.

Sebagaimana yang diketahui, kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) ini ditetapkan jika di suatu daerah mengalami peningkatan kasus dari bulan sebelumnya.