MEDAN-Festival Literasi Parulian ditutup dengan pujian. Siswa-siswi Parulian berhasil menunjukkan karya inovatif seperti mendesain sepeda motor berbahan bakar elpiji, bercocok tanam dengan hidroponik dan ratusan karya berbasis teks.

“Parulian telah mampu menggunakan informasi untuk menghasilkan produk-produk inovatif. Ini contoh nyata bagaimana keterampilan literasi bisa mendukung kehidupan kita,” puji Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan di Medan.

Agus Marwan mengatakan, Festival Literasi Parulian merupakan event pertama di Medan yang menggabungkan antara membaca buku dan karya inovatif. Festival ini diisi dengan lomba puisi, pidato, resume buku, duta baca, lomba cipta lagu literasi dan pameran literasi. “Saya tidak bisa bayangkan siswa SD mampu meresume lima buku dalam sehari dan mampu menjelaskannya dengan baik. Hal itu terjadi nyata di Festival Parulian ini,” tambahnya.

Naomi, siswa kelas tiga SD Parulian Anugerah merasa gembira mengikuti Festival Literasi. Bersama dua adik kelasnya, Dinda dan Jesika, mereka mengikuti nomor resume buku SD. Mereka mampu membaca lima buku dalam tiga hari. “Kami membaca buku setiap hari,” terang Naomi.

Etty Nora Ambarita, guru SD Parulian Anugerah mengatakan Naomi dan adik kelasnya tidak merasa minder walau harus bersaing dengan kakak kelasnya. Nomor resume buku SD sebenarnya ditujukan untuk siswa kelas 3 ke atas. “Siswa kelas 2 seperti Dinda dan Jesika, sebenarnya tidak diharapkan mengikuti nomor ini. Namun karena mereka punya semangat membaca yang tinggi, akhirnya kami mendaftarkan mereka berlomba. Mereka sangat spesial bagi kami,” terangnya.

Ketua Pembina YP Parulian, Josua Siburian mengatakan pihaknya menerapkan standar tinggi dalam festival literasi ini. Selain karya yang diperlombakan harus mencantumkan referensi, karya itu juga harus bebas plagiasi. Setiap karya yang diajukan siswa dan guru telah dicek menggunakan software (perangkat) anti plagiat. “Kami ingin anak-anak kami belajar menghargai karya orisinil. Karena itu untuk puisi, pidato dan resume buku harus benar-benar karya anak,” tukasnya.

Lebih lanjut, Josua mengatakan event Festival Literasi akan menjadi ajang rutin di Parulian. Enam bulan ke depan, Parulian akan menggelar Festival Literasi dengan tema sains. Festival itu akan memperlombakan produk-produk inovatif yang diciptakan siswa-siswa Parulian. “Selain sepeda motor berbahan bakar elpiji, banyak karya inovatif lain yang sudah diciptakan Parulian. Karya-karya itu akan menjadi sumbangan Parulian untuk Indonesia,” tegasnya.

YP Parulian dengan dukungan USAID PRIORITAS telah mendeklarasikan diri sebagai sekolah literasi pada 26 Oktober 2016. Deklarasi ini dihadiri oleh Konsul Amerika Serikat untuk Pulau Sumatera Juha P. Salin dan pejabat senior kantor Gubernur Sumatera Utara. Deklarasi ini sekaligus menjadikan YP Parulian, Sekolah Literasi pertama di Sumut.