MEDAN-Forum Komunikasi Muslimah Indonesia (FKMI) terus memperkenalkan dan menyosialisasikan produk halal melalui pojok Halal. Seperti dalam acara Ladies Expo 2017 yang digelar di Cambrigde City Square, wadah ini juga mengingatkan sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan halal.

Ketua FKMI Sumut, Revita Lubis menyebutkan, acara yang berlangsung di Cambrigde ini dirangkai dengan dengan bazaar makanan dan minuman (kuliner) serta pameran fashion dan craft. "Pojok halal ini tujuannya kita untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat akan pentingnya kuliner halal. Terutama penerapannya bagi kalangan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa agar tumbuh menjadi anak yang cerdas," ujarnya.

Untuk memperkenalkan lebih intens kepada masyarakat tentang produk halal ini, FKMI, sambungnya, rutin mengikuti event-event di mana saja. "Insya Allah nanti Ramadhan kita juga akan buka stand buka puasa," ujarnya seraya menambahkan pojok halal ini sebagai media dakwah sekaligus mengumpulkan para pengusaha muslimah agar dikenal sesama member FKMI dan juga masyarakat.

"Kita juga mengikuti pelatihan halal bekerjasama dengan MUI Sumut," tambahnya. Untuk event kali ini, diikuti sebanyak 25 anggota dengan berbagai produk baik makanan, minuman serta fashion. Ke depan, FKMI merencanakan lebih memberikan ruang untuk konsultasi bagi masyarakat. Sehingga mereka bisa lebih banyak bertanya seperti apa yang dimaksudkan dengan makanan halal.

Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Ivan Iskandar Batubara pada acara pembukaan Ladies Expo ini menyebutkan, pihaknya terus berupaya mendorong orang muda untuk berkarya. "Karena orang muda ini adalah masa depan negeri. Semua kiranya berupaya keras untuk mendorong tokoh muda lahir dan bertumbuh tentu akan di-support sepenuhnya," ujarnya.

Ladies Expo ini, sambungnya, bukan sekadar busana dan budaya. Namun lebih dari itu, karena melalui acara ini membuka kesempatan bekerja dan berusaha. "Tugas kita mendorong agar orang muda mampu dan bersemangat untuk berkreasi dalam menciptakan produk yang dicintai konsumen lokal maupun dunia internasional," ujarnya.

Dia berharap semakin banyak pihak yang peduli dengan orang muda ini. Karena kemungkinan dalam kurun waktu lima hingga 10 tahun ke depan mereka yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Menyikapinya, Rektor Unimed Syawal Gultom menyebutkan, pihaknya mendorong agar orang muda menjadi kreatif seperti Bandung dan Jogjakarta. "Di Bandung, orang mudanya betapa kreatif. Bisa menghasilkan karya yang modis tapi begitu islami. Modis tetapi juga bisa menutup aurat," ujarnya seraya menyebutkan Kota Medan juga bisa melakukan hal serupa.

Baik Bandung maupun Jogjakarta, sambungnya, tidak ada yang menjual bahan impor. Semua yang dipasarkan itu hasil karya dan kreatifitas anak muda setempat. Bahkan anak muda di Jakarta lebih mau belajar di Bandung dibandingkan dengan daerah lain. "Menurut saya di Medan juga bisa dilakukan. Oleh karena itu kerjasama yang perlu dibangun. Kolaborasi ini yang perlu dikembangkan," tandasnya, karena Unimed tidak bisa berjalan sendirian.