CIBINONG - Sedikitnya 40.000 ekor ayam "hangus jadi arang" mati akibat kebakaran di peternakan ayam milik PT Januputro Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, Sabtu, 6 Mei 2017 pagi. Pemilik peternakan mengalami kerugian hingga Rp 2,5 miliar akibat ayam, dan pakan seberat 21 ton ikut terbakar dalam kejadian tersebut.

Menurut hasil pemeriksaan sementara, Kepala Polisi Sektor Jasinga Darsono Sinaga menduga kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik di salah satu kandang ayam. "Sudah ada upaya untuk memadamkan termasuk Kapolsek dan anggota sehingga tidak semua kandang terbakar," katanya. Dia menyebutkan, hanya empat dari 10 kandang yang terbakar di kawasan peternakan tersebut.

Ia mengatakan kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak membahayakan warga karena berada cukup jauh dari pemukiman sekitarnya. Warga dan petugas kepolisian memadamkan api dengan peralatan seadanya sehingga proses pemadaman berlangsung cukup lama.

Selanjutnya, petugas bersama pemilik peternakan, Singgih membuang ayam-ayam yang terbakar dengan cara menguburkannya di dekat lokasi. Darsono mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi ayam-ayam tersebut karena kondisinya yang telah menjadi bangkai meskipun mati akibat terbakar.

"Ayam dari peternakan ini biasa didistribusikan ke wilayah Jabodetabek. Tapi kejadian ini tidak sampai mengganggu pasokan ayam ke masyarakat karena masih banyak ayam dari peternakan lainnya," kata Darsono memastikan. Ia meminta masyarakat lebih waspada terhadap kebakaran serupa di tempatnya masing-masing.

Secara terpisah, Direktur Perusahaan Daerah Pasar Kota Bogor Andri Latief Asyikin mengakui kondisi harga daging ayam di pasar-pasar tradisional wilayah Bogor saat ini cukup tinggi.

"Harga daging ayam saat ini mencapai Rp35.000-36.000 dari biasanya seharga Rp32.000 per kilogram," katanya.

Peningkatan harga menurutnya disebabkan salah satunya oleh persediaan atau stok yang terganggu di tingkat produsen.***