TAPANULI SELATAN - Barisan Mahasiswa Masyarakat Revolusioner (BM2R) kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan (Tapsel) Jalan Raja Inal Siregar Kelurahan Batunadua Padangsidimpuan, Rabu (3/5/2017). Dalam aksi tersebut, massa BM2R meminta pertanggungjawaban BPBD Tapsel untuk memberikan keterangan terkait dana yang diduga tidak jelas seperti program pencegahan dini dan penanggulangan bencana alam yang menghabiskan dana Rp3,138 miliar, pembentukan satuan reaksi cepat sebesar Rp 1,311 miliar, pengadaan logistik dan obat obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara dengan anggaran Rp 134.024.420, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah sebesar Rp 399.807.276 dan beberapa anggaran lainnya.

Untuk aksi kali kedua yang dilakukan ini, lagi-lagi masssa dari BM2R tidak dapat menjumpai Ibrahim Lubis selaku Kaban BPBD Tapsel. Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya massa diterima Sekretaris BPBD Tapsel Muhammad Saleh didampingi KBO Intelkam Polres Padangsidimpuan Iptu L Sialoho.

"Maaf, kami baru bisa menemui Anda sekalian. Sekarang berhubung ada pekerjaan uang harus kami selesaikan tadi. Berhubung karena Kaban BPBD tidak berada di tempat karena Kaban juga merupakan Plt Kadis Pendidikan Tapsel, maka dia (Kaban) ada pekerjaan lain terkait pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SLTP. Maka semua tuntutan Anda akan kami sampaikan kepada Kaban BPBD nanti," jelas Saleh kepada massa unras.

Mendengar jawaban itu, massa BM2R yang diketuai Rony Yacub Azhari menyatakan, tidak bisa menerima alasan tersebut.

"Kami hanya mau mendengarkan jawaban dari Kaban BPBD Tapsel Ibrahim Lubis. Kami akan datang lagi beberapa hari ke depan dengan massa yang lebih banyak lagi guna mendengarkan pertanggungjawaban terkait hal yang kami tanyakan kepada pihak BPBD Tapsel," ujar mereka.