MEDAN-Harga gas industri saat ini di Kota Medan sekitarnya telah turun menjadi US$ 9,95 per MMBTU dari sebelumnya US$ 12,22 per MMBTU. Dengan harga gas industri yang murah itu, diperkirakan akan merangsang investasi di daerah.

Pengamat ekonomi Dwi Retno Cahyo mengatakan bahwa beberapa masalah industri di Medan salah satunya adalah harga gas. Gas menjadi salah satu komponen penting dalam produksi di industri.

"Produktivitas akan meningkat seiring dengan harga gas yang turun. Peningkatan produktivitas ini akan mendorong pasar yang besar dan murah. Produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan produk sejenis dari produsen luar negeri atau pasar impor," kata Dwi.

Jika masalah harga gas sudah ditekan, lanjutnya, maka akan mendorong peningkatan produktivitas. Artinya, akan mendorong industri baru tumbuh dan berkembang karena produktivitas saat ini sudah semakin membaik.

"Industri baru akan tertarik untuk membangun atau membuat produk sejenis di pasar domestik. Ini yang disebut sebagai rangsangan pada pasar dan investasi. Kalau kajian saya, melihatnya akan mendorong investasi baru di daerah," ujarnya.

Dia menilai, kondisi iklim seperti ini perlu mendapat garansi dari kepala daerah terutama walikota dan gubernur. Tujuannya, dampak yang dihasilkan dari produktivitas industri meningkat maka akan berefek pada peningkatan pendapatan SDM di dalamnya yakni pekerja.

"Garansi diperlukan agar iklim serupa terjaga dan tidak menjadi bumerang bagi daerah nantinya, jika investor tidak jadi masuk karena kepala daerah terkesan tidak peduli. Jika investasi meningkat, efeknya juga akan berdampak pada SDM di daerah dalam pengurangan tingkat pengangguran," ujarnya.

Sementara itu, Anton, seorang pengusaha menilai, pemerintah daerah selama ini hanya diam. Pemerintah daerah harus belajar lebih dalam memahami bahwa industri sebagai penyokong prekonomian daerah.

"Jika demikian, maka industri juga akan membantu pemerintah daerah dalam mengatasi prekonomian daerah. Tapi kenyataan tidak. Kesannya selama ini hanya pelaku usaha yang berusaha sendiri tanpa adanya dukungan pemerintah," tegasnya.