ANDREAS-Sibolga|Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota Sibolga, diminta untuk tidak menjalin kerjasama dengan rumah sakit (RS) yang tidak memiliki dokter spesialis sendiri, sebab pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya pengguna BPJS, menjadi terkendala akibat rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis sendiri.

“Kita menjadi terkendala, apalagi salah seorang keluarga saya akan melahirkan, jadi untuk apa ada layanan BPJS (Kesehatan) di rumah sakit itu,” ujar M. Ridwan, seorang keluarga pasien yang akan melahirkan kepada wartawan.

Menurut M Ridwan, pihak BPJS Kesehatan di daerah ini tidak jeli dalam mengikat kerjasama dengan rumah sakit yang ada di Sibolga-Tapanuli Tengah (Tapteng).

“Cobalah kita lihat, rumah sakit itu menerima pasien pemegang BPJS (Kesehatan), tapi dokternya (spesialis kebidanan) katanya cuti. Mau cuti atau tidak, lalu bagaimana dengan pasien ini, apa harus ditolak atau bagaimana?,” kata M Ridwan yang akhirnya membawa keluarganya ke rumah sakit Dokter (Dr) Ferdinand Lumbantobing Sibolga untuk mendapat pertolongan medis.

Sementara di rumah sakit Dr Ferdinand Lumbantobing Sibolga, sejumlah pasien ibu melahirkan, terpaksa harus ditempatkan di dekat tangga di ruang ibu bersalin, sebab kapasitas ruangan untuk ibu bersalin, tidak lagi dapat menampung jumlah pasien.

“Ruangan kita hanya mampu menampung 14 orang ibu bersalin setiap harinya, tapi sekarang setiap hari jumlahnya rata-rata ada 19 pasien. Ini sudah over kapasitas, tetapi kita tidak bisa menolak pasien yang datang, sebab ini menyangkut nyawa karena itu kita harus terima dan layani itu,” ujar Tigor Tambunan Humas rumah sakit Dr Ferdinand Lumbantobing.

Tigor juga menyebutkan, membludaknya pasien ibu melahirkan di rumah sakit tersebut sudah berlangsung satu bulan belakangan ini, akibat dua rumah sakit tetangga di Sibolga – Tapteng tak mampu menangani pasien ibu melahirkan.

“Kita juga menjalankan nilai-nilai kemanusiaan atau Human Values, dan kepuasan perimaan pelayaan (Clain Statiffication), apalagi dua rumah sakit tetangga kita (Sibolga-Tapteng) pada satu bulan terakhir ini tidak memiliki dokter spesialis kebidanan, jadi kita harus menerima setiap pasien, khususnya pasien SC. Jadi ini bentuk komitmen pelayan kita kepada masyarakat,” ujar Tigor.

Selanjutnya Tigor berharap agar rumah sakit yang ada di Sibolga-Tapteng dapat berbenah serta memiliki komitmen dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk dalam menyiapkan pelayanaan Cesar kepada ibu melahirkan.

"Ini menjadi tanggung jawab kita sebagai lembaga keseshatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, jangan sampai masyarakat terkesan terabaikan dengan pelayanan kesehatan yang menjadi hak masyararakat, khususnya peserta BPJS Kesehatan yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit mitra BPJS Kesehatan,” jelas Tigor sembari meminta kemakluman masyarakat atas layanan yang kurang memuaskan akibat over kapasitas.