RENCANA memboyong turis mancanegara dengan penerbangan langsung dari luar negeri ke kawasan yang berdekatan dengan Danau Toba bakal segera terwujud. Sebab, akhir 2017 mendatang Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara diproyeksikan menjadi bandara international. Menhub Budi Karya Sumadi memastikan status itu saat rapat koordinasi di Hotel Mercure, Kuta, bersama Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan, Menpar Arief Yahya dan Gubernur Bali Made Pangku Pastika, Rabu (13/4/2017).

“Sudah kami majukan, akhir 2017 ini Silangit sudah jadi international airport,” kata Budi Karya Sumadi.

Menkomar Luhut pun hanya tersenyum mendengar statemen menteri perhubungan lulusan UGM Yogyakarta itu. Sedang Menpar Arief menyebut semua destinasi prioritas harus memiliki international airport. HAl itu untuk memantapkan destinasi kelas dunia yang sudah dipilih Presiden Jokowi.

Dari Jakarta, Kepala Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan, pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi (rakor) ketiga tentang tindak lanjut pengusulan Bandara Silangit sebagai international airport, Rabu (12/4). Spirit Indonesia Incorporated untuk membangun kekompakan dan bersinergi pun menggema di rakor yang digelar di lantai 14 Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu.

Arie menuturkan, rakor yang dipimpin Direktur Destinasi Pariwisata BOPDT Tata Syafaat itu dihadiri para perwakilan pemerintah daerah yang bersentuhan langsung dengan kawasan Danau Toba. Selain itu, rakor juga dihadiri pihak Angkasa Pura II, AirNav Indonesia dan Kementerian Perhubungan.

Bahkan pejabat-pejabat penting Kemenpar pun ikut hadir dalam rakor itu. Antara lain Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki dan Ketua Pokja 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Kemenpar Hiramsyah S Thaib.

“Seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengusulan bandara internasional hadir. Tujuan rapat memang membahas progres kesiapan semua stakeholders untuk persiapan Bandara Silangit menjadi bandara internasional,” ujar Arie.

Hasil rakor pun menunjukkan progres menggembirakan. “Dalam rapat ini semua stakeholder sudah on track,” sambungnya.

Hanya saja, sambung Arie, ada hal-hal yang masih perlu dikoordinasikan. Namun, target untuk menjadikan Bandara Silangit sebagai international airport sudah ditetapkan. Yakni pada September tahun ini.

Untuk itu, AirNav Indonesia akan melakukan survei mendalam untuk pemasangan instrument landing system (ILS) bagi Bandara Silangit. BUMN bidang navigasi penerbangan itu akan berkoordinasi dengan PT AP II dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara terkait penempatan ILS.

“Pemasangan lampu ILS membutuhkan lintasan sepanjang 1.200 meter. Untuk itu AirNav akan melakukan survei dan pengukuran pada 18-20 April 2017,” tutur Arie.

Rencana lain yang akan dikebut adalah persiapan untuk fasilitas bea cukai, imigrasi, karantina dan orotitas pelabuhan atau yang lebih dikenal dengan singkatan CIQP (costum, imigration, qarantina dan port authority). Persiapan CIQP itu akan dibahas dalam rakor selanjutnya di Bandara Silangit pada 19 April mendatang.

Rakor itu sekaligus untuk membicarakan layout terminal terkait penempatan lokasi CIQP, baik di dalam maupun diluar terminal Bandara Silangit,” pungkasnya.