BATUBARA-Perusahaan perkebunan swasta PT Socfindo di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara siap menerapkan program integrasi sapi sawit di tahun 2017 ini.

Program integrasi sapi sawit sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di sekitar perusahaan perkebunan.

Diharapkan dengan berjalannya program integrasi sapi sawit dapat menguntungkan perusahaan perkebunan dan masyarakat.

"Setidaknya ada beberapa desa yang telah kita lakukan sosialisasi di antaranya Desa Sumber Makmur, Desa Perkebunan Lima Puluh, Desa Perkebunan Tanah Gambus, Desa Simpang Gambus dan Desa Empat Negeri," ungkap Manager PT Socfindo Perkebunan Lima Puluh Dasit Situmorang di ruang kerjanya.

Dia mengatakan, untuk mendukung program integrasi sapi sawit beberapa langkah sudah dilakukan, di antaranya dengan menyiapkan lahan sekitar 50 hektare yang telah ditanami dengan berbagai jenis rumput seperti rumput indogofera yang langsung bibitnya didatangkan dari Kota Bogor, rumput gamal, sengon, gajah, turi dan rumput lamtoro.

"Lahan yang sudah kita tanami rumput tersebut dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan pakan hijauan bagi ternak sapi. Masyarakat bisa kapan saja mengambil (arit) rumput tersebut untuk pakan ternak mereka tanpa harus menggembalakan ternaknya di areal kebun," ucap Dasit.

Tidak saja menyiapkan lahan untuk pakan ternak, pihak perkebunan juga kata dia, telah membangun kandang percontohan di Desa Sumber Makmur dengan kapasitas 40 ekor sapi dan alat pencacah rumput (coper). Program ini akan terus dikembangkan di desa lain sehingga target program ini akan dapat dicapai.

"Kita telah siapkan lahan untuk ketersediaan pakan, rumput juga telah kita tanam, kandang percontohan sudah kita buat dan alah pencacah sudah kita berikan. Kita harapkan semua ini dapat terintegrasi dengan baik," katanya.

Dasit menambahkan, memang menjalankan program integrasi sapi sawit tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Kita harus mengubah cara pandang masyarakat yang selama ini menggunakan sistem penggembalaan (angon) yang dilepas di areal perkebunan. Setidaknya kalau program ini dapat berjalan baik, akan menjadi percontohan bagi perusahaan perkebunan lainnya," jelasnya.

Dikatakannya, ada beberapa keuntungan menerapkan sistem integrasi sapi sawit, di antaranya diversifikasi penggunaan sumberdaya produksi, mengurangi risiko usaha karena faktor produksi, efisiensi penggunaan tenaga kerja, mengurangi biaya produksi, mengurangi ketergantungan.

Kemudian, meningkatkan produksi atau pendapatan keluarga, mampu mengembangkan kemandirian dalam hal pangan, ramah lingkungan sebab tidak ada lagi limbah yang terbuang, limbah yang ada dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

"Jadi dengan program ini, ternak sapi petani nantinya dikandangkan sepenuhnya dan tidak menggunakan sistem angon lagi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Batubara Fahmi sangat mendukung kebijakan PT Socfindo dalam menerapkan program integrasi sapi sawit. Tetapi dalam penerapan itu, diharapkan perusahaan dapat benar-benar menyiapkan seluruh fasilitas mulai dari ketersediaan pakan, kandang, alat pencacah dan pengolahan limbah secara baik.

"Jika seluruhnya sudah siap, masyarakat (peternak) siap untuk menjalankan program integrasi sapi sawit. Saat ini masih ada kekhawatiran masyarakat kalau program ini nantinya tidak berjalan dengan baik," ungkapnya.