JAKARTA - Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono mengatakan pembangunan jalur kereta api (KA) Trans Sumatera yang menghubungkan Aceh dan Sumatera Utara terus dikebut.

Tahun ini, pemerintah membangun jalur segmen Sigli-Bireuen dan Lhokseumawe-Langsa-Besitang sepanjang 417,41 km. Rel kereta tersebut melintasi 8 kabupaten/kota.

Menurut data Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara (2015), sepanjang jalur tersebut dibangun 40 stasiun yang terdiri atas 1 stasiun kelas I, 1 stasiun kelas II, dan 38 stasiun kelas III.

Kemudian dibangun pula depo, rumah sinyal, dan pos jaga perlintasan. Setidaknya ada 8 perlintasan tidak sebidang yang rencananya akan dibangun.

”Trans Sumatera sudah kita mulai dari Medan-Binjai sepanjang 30 km. Lalu Binjai-Besitang sedang dikerjakan sepanjang 80 km. Kita target 2019,” ujar Prasetyo Boeditjahjono di Jakarta kepada Jawa Pos, Rabu (19/4/2017).

Diakuinya, pembangunan jalur-jalur ini ada beberapa kendala yang ditemui. Paling besar adalah masalah pembebasan lahan. Sehingga, pengerjaan harus dilakukan per segmen. Salah satunya, pembangunan di Besitang, Langsa, dan Bandartinggi, Kabupaten Batu Bara.

”Jadi kendala pembangunan KA pasti tanah. Untuk jumlah total agak susah, karena masalahnya itu per spot. Di Bandartinggi ke Kuala Tanjung masalahnya cuma 20 km, tapi tersebar,” jelasnya.

Menurut dia, bila masalah pembebasan lahan rampung, sejatinya tak ada persoalan lain yang cukup berarti. Untuk urusan teknologi, saat ini telah tersedia untuk macam-macam lahan. Sehingga lebih mudah diterapkan di daerah.

”Tapi karena tidak murah, pasti urusannya dana,” ungkapnya.

Kendati demikian, Prasetyo meyakini pembangunan bisa sesuai target. KA Trans Sumatera yang mengubungkan wilayah Medan-Aceh-Riau sepanjang 1.574,5 kilometer bisa selesai pada 2021.

”Ini yang ke arah selatan dari Rantau Prapat ke Duri Dumai juga dilakukan. Aktivasi ruas jalur lama juga berjalan. Palembang-Jambi juga dikerjakan. Jadi semua jalan,” tuturnya.

Seperti diwartakan, jalur KA di Sumatera masih terpecah-pecah dan belum tersembung. Seperti Sumatera Selatan-Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh sepenggal.

”Karena itu, kami ingin menyambungkan mulai Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung. Ini jadi kebutuhan masyarakat,” tandasnya.