GUNA mendorong dan memfasilitasi laboratorium dalam penerapan sistem manajemen mutu, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN) menandatangani nota kesepahaman (MoU) di ruang Balai Senat Unsyiah, Rabu (19/4/2017). Dalam sambutannya, Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengatakan, penerapan ini dilakukan untuk menghadirkan laboratorium yang berkompetensi dan diakui Komite Akreditasi Nasional.

“Mengingat ketatnya persyaratan akreditasi yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional, maka MoU ini sangat penting agar laboratorium Unsyiah berpeluang untuk diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional menjadi lebih besar,” kata Prof Samsul.

Menurutnya, tahun ini Unsyiah menargetkan peningkatan nilai akreditasi tiga laboratorium di bawah koordinasi UPT Laboratorium Terpadu Unsyiah. Tiga laboratorium tersebut adalah Laboratorium Geo Teknik, Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan, serta Laboratorium Kimia. Setelah mendapatkan nilai akreditasi, laboratorium Unsyiah berpeluang untuk mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk-produk lokal, seperti obat herbal dan kopi.

“Dengan demikian Unsyiah bisa lebih berkontribusi bagi peningkatan ekonomi daerah melalui pengujian dan kesesuaian produk unggulan daerah yang selama ini dilakukan di Medan dan Jawa,” ungkap Rektor Unsyiah.

Dalam kesempatan sama juga berlangsung Seminar Pembinaan dan Pengembangan Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian. Seminar tersebut disampaikan Prof Dr Ir Bambang Prasetya MSc. Selain itu juga dilakukan deklarasi penerapan SNI ISO/IEC 17025 oleh Kepala Laboratorium Terpadu Unsyiah, Taufiq Saidi M. Deklarasi tersebut bertujuan untuk menghadirkan laboratorium yang menerapkan sistem manajemen mutu sesuai SNI/ISO dan mengutamakan kepuasan pengguna jasa.

Sementara itu, penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal dan Kepala Badan Standarisasi Nasional, Prof Bambang Prasetya yang disaksikan oleh para Wakil Rektor, Ketua Lembaga, dan Dekan di Unsyiah. /rel