MEDAN-Puluhan orang tumpah ruah di pelataran Taman Makam Pahlawan, Medan. Mereka terlibat dalam aksi doa bersama untuk Kinara (4), korban selamat dari pembantaian satu keluarga di Mabar, Medan Deli.

Berbagai elemen masyarakat hadir dalam doa bersama ini. Diantaranya Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Medan dan LPA Deli Serdang, Galang, Pagar Merbo, Perbaungan, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Institute Teknologi Medan (ITM) dan lainnya.

Massa duduk di tikar. Mereka juga memasang spanduk bertuliskan "Doa dan Dukungan Solidaritas Untuk Kinara. Kinara Hero. Stop Kekerasa terhadap Anak, lalu memutus rantai kejahatan terhadap anak".

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Medan Miswardi Batubara mengatakan rasa terima kasihnya atas kerja keras dan tidak kenal lelah yang dilakukan pihak kepolisian. Dua tersangka sudah ditangkap. Bakan Andi Lala, otak pelaku pembunuhan itu sudah DPO.

"Kami juga berterima kasih karena polisi telah menjaga dengan baik Kinara. Karena itu kami doakan polisi agar segera berhasil menangkap Andi Lala. Kami juga meminta keseriusan pemerintah Provinsi Sumut dan Pemko Medan untuk mewujudkan pemulihan psikis dan psikologis Kinara juga memastikan masa depannya," kata Miswardi.

Dalam orasinya, Ketua LPA Sumut, Muniruddin Ritonga, melalui pengeras suara menegaskan perlu ada kurikulum perlindungan anak di setiap perguruan tinggi yang memiliki jurusan pendidikan di Indonesia. Untuk Sumut. "Perlu dikaji regulasi untuk menjadikan kurikulum perlindungan anak ini di berbagai Perguruan Tinggi. Sehingga, semakin kecil kemungkinan potensi terjadinya kekerasan terhadap anak," tandasnya.

Mantan Ketua PMII Kota Medan, Ali mengutuk tindakan pembantaian tersebut. Menurutnya, pembunuhan satu keluarga tersebut bisa menganggu mental Kinara ke depan. Karena itu, ia berharap agar Pemerintah memberikan jaminan perlindungan kepada Kinara.

"Membunuh satu anak, sama dengan membunuh generasi bangsa. Hukum seberat-beratnya para pembantai," sebut alumni ITM itu.

Abdul Manan Ketua PC PMII Medan, menduga para pelaku terindikasi narkoba. Sehingga, tega menghabisi keluarga Kinara, dan perlu dilakukan pendalaman terhadap tersangka.

Mahasiswa UIN Sumut meminta polisi agar bisa segera menangkap para pelakunya. Dan nantinya para pelaku dihukum seberat-beratnya. Kegiatan doa bersama ini dikawal polisi dan tentara.