JAKARTA-Sebagai debat pamungkas Paslon Pilkada DKI 2017, Acara yang digelar di Hotel Bidakara Grand Pancoran pada Rabu (12/4/2017) ini dianggap sebagai salah satu event terpenting dalam rangkaian Pilkada paling spektakuler di Indonesia ini. Mengangkat tema "Dari Masyarakat Untuk Jakarta", dengan cakupan isu strategis di ibukota seperti transportasi, pembangunan ekonomi, kesejahteraan, reklamasi, hunian,dll, debat ini juga melibatkan beberapa komunitas (Rusun, Transportasi, dan Nelayan) untuk memberikan pertanyaan kepada kedua Paslon.

Menurut pendiri PoliticaWave Yose Rizal, berdasarkan rekaman percakapan di media sosial selama debat berlangsung pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno unggul tipis atas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

"Berdasarkan hasil pantauan PoliticaWave di media sosial, pada debat terakhir ini pasangan Anies-Sandi berhasil unggul tipis dari aspek jumlah percakapan netizen sebesar 51 persen dan pasangan Ahok-Djarot sebesar 49 persen," kata Yose Rizal dalam keterangan tertulisnya.

Namun, kata Yose, pasangan Ahok-Djarot lebih mendapat apresiasi netizen dalam bentuk sentimen positif sebesar 64 persen dan 36 persen negatif. Sedangkan pasangan Anies-Sandi mendapat respons positif sebesar 59 persen dan 41 persen negatif.

Sementara itu, berdasarkan polling litbang Kompas yang dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon pada saat debat berlangsung, dari skala 1 hingga 10, Ahok- Djarot mendapat 7,72 terkait penguasaan masalah, sedangkan Anies-Sandimendapat 6,90.

Kemudian terkait program kerja, Ahok- Djarot mendapat 8,04 danAnies-Sandi mendapat 6,71. Dari segi cara berkomunikasi, Ahok- Djarotmendapat 7,63 dan Anies-Sandi 7,26.

Secara umum, Ahok- Djarot mendapat 8,13 dan Anies-Sandi mendapat 7,27.
Sebanyak 10,18 persen responden adalah warga yang masih mungkin mengubah pilihannya seusai menyaksikan debat pada Pilkada DKIJakarta 2017. Kemudian 5,99 persen responden ragu-ragu,80,84 persen responden menyatakan tak akan mengubah pilihannya, sedangkan 2,99 persen responden tidak menjawab atau rahasia.

Sayangnya, walaupun menjadi last battle diantara kedua Paslon dalam merebutkan kursi DKI 1, debat final ini berlangsung anti-klimaks dan tidak seperti yang diharapkan banyak pihak untuk menjadi semacam 'game changer' (pengubah permainan) seperti tiga debat sebelumnya di putaran 1.

Mengapa? 
Bukan saja debat ini berjalan mononton dan rada membosankan dari segmen 1 sampai 4 dari 5 segmen, tetapi juga cenderung lebih normatif ketimbang debat-debat sebelumnya. Harapan masyarakat bahwa para Paslon akan menampilkan program-program mereka secara lebih detail, khususnya tentang reklamasi dan hunian DP 0 Rupiah yang kontroversial tsb, ternyata tak terjadi. Memang pada segmen ke 5, debat langsung antara Ahok-Anies berlangsung ‘panas’ karena dua isu ini yang ditampilkan, tetapi substansinya tidak beranjak dari yang sudah banyak diketahui publik.