MEDAN-Para petani keramba jaring apung (KJA) di Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun mengeluhkan kelangkaan benih ikan nila. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.

"Saat ini harganya mencapai Rp 650 - Rp 700 per ekor dengan ukuran empat inci. Padahal, sebelumnya harga benih hanya berkisar Rp 400 per ekor dengan ukuran yang sama," kata Rikson Saragih.

Rikson mengatakan, kenaikan harga benih ikan nila mulai berlangsung sejak akhir Desember lalu hingga saat ini akibat minimnya produksi benih ikan dari petani pembenih ikan nila yang ada selama ini.

Selama ini, kata Rikson, para petani ikan nila di Haranggaol membeli benih ikan nila dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang ada di Kabupaten Simalungun ditambah dari perusahaan ikan nila PT Aquafarm Nusantara (AN).

Tetapi sejak adanya larangan dari dinas terkait yang melarang pihak Aquafarm menjual benih ikan nilanya ke petani, harga benih ikan pun mulai melonjak perlahan-lahan.

"Alasan dari pihak Dinas Perikanan, suplai benih ikan dari Aquafarm dapat mematikan usaha pembenihan ikan oleh UPR. Sementara BBI (Balai Benih Ikan) yang ada juga tidak jelas produksi benih ikannya. Jadi, sejak saat itulah kami kesulitan mendapatkan pasokan benih ikan nila," ujarnya.

Untuk satu periode musim tanam, Rikson mengatakan, membutuhkan benih ikan nila berkisar antara 40.000 sampai 50.000 ekor.