MEDAN - Kunjungan Presiden Jokowi merupakan sesuatu hal yang sangat bersejarah bagi masyarakat Sumatera Utara, karena baru pertama ini Presiden, setelah Indonesia merdeka, mengunjungi wilayah pantai barat Provinsi Sumatera Utara yakni Mandailing Natal dan Tapanuli Tengah.

‘’Masyarakat Sumut bangga atas perhatian yang begitu besar dari Presiden Jokowi  terhadap pembangunan Sumatera Utara,’’ tandas Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi kepada media di Lapangan Merdeka Medan.

Gubsu Erry menyebutkan, sebelumnya Pak Presiden Jokowi beberapa kali kunjungan kerja di Sumatera Utara untuk meninjau berbagai proyek pembangunan dan merencanakan berbagai bidang pembangunan yang dibutuhkan Sumatera Utara.

Sekali lagi, Tengku Erry menyebutkan perhatian pemerintah pusat pada masyarakat Sumatera Utara sangat luar biasa. “Kita ketahui beberapa bulan yang lalu, Presiden mengunjungi dataran tinggi danau Toba, kemudian ke Kuala Tanjung dan pantai timur di Binjai meninjau pembangunan rel kereta api, kemudian ke Nias. Jadi hampir lengkap bapak Presiden mengunjungi Sumatera Utara,” kata Tengku Erry.

Erry menjelaskan bahwa saat Pelantikan Wakil Gubernur di Jakarta beberapa waktu lalu, Presiden memastikan bahwa dirinya akan datang ke Mandailing Natal. “Mudah-mudahan karena seringnya datang ke Sumut menarik perhatian bapak Presiden sehingga pemerintah pusat dapat lebih banyak membantu pembangunan, terutama jalan-jalan nasional yang membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat,’’ cetus Erry.

Seperti diketahui jalan nasional dari Natal ke Padang dan Sidempuan ke Sibolga masih harus dipacu pembangunannya. Demikian juga beberapa usulan-usulan dari pemerintah kabupaten/kota yang tadi disampaikan, yakni pembangunan jalan antar kabupaten di pantai barat Sumatera Utara ini,” ungkap Erry.

Erry juga mengatakan, kehadiran Presiden melihat secara langsung kebutuhan wilayah pantai barat, sangat baik. “Terkait pembangunan bandara, di Sumut, sebenarnya sudah ada delapan bandara, dan untuk pembangunan bandara di daerah ini harus ada studi kelayakan, dari sisi peluang ekonomi, seperti penumpangnya. Jangan sampai nanti dibangun bandara tidak ada penumpangnya,” demikian Tengku Erry.