JAKARTA - Kemenristek Dikti pada tahun 2016 menjalankan proyek pengadaan Meubelair untuk gedung civil work new building dan pascasarjana. Terkait proyek untuk kebutuhan pihak UNJ (Universitas Negeri Jakarta) Kemenristek Dikti menyiapkan anggaran sebesar Rp10 miliar.

Dimana sebanyak 3.665 unit Meubelair akan dihadirkan di gedung civil work new building dan pascasarjana yang berlokasi di muka kampus A UNJ.

Adapun perusahaan yang beruntung menjalankan proyek miliaran tersebut adalah PT. Bumi Waluya Nusa Persada yang beralamat di Jl. Kebon Kacang Raya Flat 1/8 Rt. 010/004 Kebon Kacang Tanah Abang Jakarta Pusat.

Dalam proyek tersebut, CBA (Center for Budget Analysis) mencium adanya aroma yang tidak sedap terkait proses jalannya proyek.

"Anggaran yang disepakati pihak dikti sebagai panitia lelang dan PT. Bumi Waluya Nusa Persada sebesar Rp8,428,624,864 angka ini jelas terlalu mahal, jika mempertimbangkan tawaran dari perusahaan lainnya yang mengikuti proses lelang," ujar Koordinator Investigasi CBA (Center for Budget Analysis) Jajang Nurjaman kepada GoNews.co, Senin (27/3/2017) di Jakarta.

Sebenarnya kata Jajang, selain PT. Bumi Waluya Nusa Persada masih terdapat dua perusahaan dengan tawaran terendah, salah satunya adalah CV. Purnama Gemilang (Green Furnish) perusahaan tersebut menawarkan harga senilai Rp7.797.020.528.

"Namun sayang pihak Dikti memilih PT. Bumi Waluya Nusa Persada yang menjalankan proyek," tukasnya.

Akibat hal tersebut kata dia, sejak proses lelang sudah ditemukan potensi kebocoran uang negara sebesar Rp631.604.336.

"Temuan di atas sangat disayangkan, bagaimana pihak dikti sebagai insan pendidikan ternyata diduga masih banyak oknum yang doyan main proyek-proyekan dan berujung kepada kerugian negara," pungkas Jajang. ***