MEDAN-Menjelang Ramadhan, kini harga telur ayam masih mahal. Kenaikan sudah berlangsung beberapa bulan terakhir secara bertahap sebagai imbas terbatasnya suplai telur.

Menurut seorang pedagang telur di Pasar Tradisional Pringgan, Aleng kenaikan harga ini merupakan hal biasa yang terus terulang menjelang hari-hari besar keagamaan, termasuk Ramadhan ataupun idul fitri. Hanya saja, kenaikan kali ini, lebih signifikan dibandingkan tahun lalu.

"Kalau tahun lalu itu, kenaikan ini hanya Rp 100 per butirnya. Tapi tahun ini, sudah mencapai Rp 200 per butirnya,"ujarnya. Dia mengaku, kenaikan harga ini karena suplai dari kandang akan telur ayam ras ini menurun. Tan sendiri mengaku memasukkan telur ini dari Deli Tua.

Diakuinya kenaikan harga telur ayam ras ini sudah lama juga. Dengan nilai kenaikan mulai Rp 20 per butir, Rp 30 per butir, hingga Rp 50 per butir. "Ini kenaikannya, sudah ada beberapa kali," ujarnya.

Sebelumnya, sambung dia , telur ayam ras ini masih ada yang Rp 1.250 per butir, kemudian terus mengalami kenaikan. Hingga saat ini paling murah yang dipasarkannya Rp 1.400 per butir hingga Rp 1500 per butir.

Mahalnya harga telur ini menyebabkan permintaan juga merosot hingga 30%. Karena kenaikan harga tersebut membuat konsumen beralih kepada menu lainnya seperti tahu atau tempe.

Pengakuan tidak berbeda diungkapkan Budi, pedagang telur di Pasar Sikambing. "Iya sekarang memang lagi mahal, kita jual itu mulai dari Rp 1.300 per butir. Biasanya masih ada yang harga Rp 1.150,"ujarnya.

Budi mengaku tidak mengetahui secara persis yang menyebabkan kenaikan harga telur ini. "Nggak tau kenapa harganya naik. Ini sudah lama, dan sekarang ini makin mahal,"ujarnya.

Di tempat terpisah, Parulian pedagang di Pasar Tradisonal Petisah juga mengamini kenaikan harga telur ayam ras yang begitu tinggi. "Kita belinya juga udah mahal, naik sekira Rp 200 per butir. Akibat, kenaikan harga telur ini membuat permintaan turun," tambahnya.