JAKARTA - Ratusan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyerahkan diri, sekaligus kembali menjadi bagian Indonesia. Keputusan itu mereka ambil lantaran kecewa terhadap OPM.

Tidak banyak yang mereka dapat selama bergabung dan bertahan bersama organisasi tersebut.

Keterangan itu disampaikan Utaringen Telenggen kepada Danramil 1714-14/Sinak Lettu Inf Yusuf Rumi dan Bupati Puncak Willem Wandik ketika mereka menyerahkan diri, lima hari lalu (20/3).

”Sudah sejak Senin,” tegas Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Kolonel Arm Alfret Denny Tuejeh seperti diberitakan jpnn.com, Sabtu (25/3/2017)

Berdasar data TNI AD, jumlah anggota OPM yang menyerahkan diri tidak kurang dari 155.

Utaringen Telenggen merupakan perwakilan mereka. Dia yang membuka diri kepada Koramil 1714-14/Sinak.

Rabu (15/3) dia datang ke markas koramil tersebut. Bersama pendeta Zakarias Tabuni, dia meminta jaminan keamanan. ”Berkaitan rencana menyerahkan diri,” ungkap Denny.

Permintaan itu disambut baik oleh Koramil 1714-14/Sinak. Utaringen bersama 154 mendapat jaminan keamanan.

Mereka diantar untuk bertemu Willem. Dalam pertemuan itu, sambung Denny, seluruh anggota OPM yang turun gunung bersama Utaringen menyatakan kembali menjadi bagian Indonesia.

”Mereka minta dibangunkan rumah honai untuk tinggal,” jelas dia.

Menurut Denny, keputusan Utaringen bersama ratusan anggota OPM lainnya merupakan kabar baik.

Bukan hanya pemerintah daerah yang menyambut positif. Pemerintah pusat pun demikian. Komitmen pemerintah membangun Papua tidak putus.

Itu dibuktikan melalui pembangunan sejumlah infrastruktur. ”Sekarang sedang dilakukan pembangunan jalan di sana,” imbuhnya.

Denny berharap anggota OPM yang masih bertahan turut menyusul Utaringen dan saudara-saudara mereka yang sudah kembali menjadi bagian tanah air.

Dia pun mendorong agar prajurit TNI di sana terus melakukan pendekatan persuasif dan humanis.

Sehingga anggota OPM yang lain bersedia kembali ke pangkuan pemerintah. ”Terus lakukan pembinaan teritorial,” tegas dia.

Langkah itu juga dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Ketika masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), kata Denny, pimpinannya itu gencar melakukan pendekatan persuasif.

”Panglima membangun rumah honai,” ungkapnya. ”Juga membagikan sepatu untuk anak-anak,” tambahnya.

Pendekatan itu terbukti mampu menarik hati anggota OPM. Mereka memutuskan kembali. Tidak lagi mengganggu pemerintah.

”Dulu sampai ada penembakan. Pembangunan jalan dihalang-halangi,” terang Denny.

Dengan komitmen pemerintah dan kerja sama TNI juga Polri, dia yakin konflik di Papua dapat diakhiri.

Hal serupa disampaikan oleh Menko Polhukam Wiranto. Dia menegaskan, pemerintah sangat serius membangun Papua.

”Secara fisik sudah kelihatan hasilnya,” kata dia kemarin.

Karena itu, tidak ada alasan bagi anggota OPM menganggap pemerintah sebagai musuh. Mereka tidak perlu lagi tinggal di gunung atau hutan.

Wiranto pun meminta aparat di Papua tidak berhenti melakukan pendekatan persuasif.

”Yang manusiawi, yang soft. Untuk mengajak mereka turun,” kata dia.

Kembalinya Utaringen bersama ratusan anggota OPM lain merupakan kabar baik.

Dia mengapresiasi kinerja pemerintah daerah maupun TNI dan Polri yang bertugas di sana. (syn/jpnn)