LANGKAT-Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani terus anjlok. Sampai Rabu (22/3) harga sawit sudah Rp 1.260 per kg dari harga minggu sebelumnya Rp 1.300 dan Rp 1.320 per kg.

Padahal, pada Januari sampai dengan pertengahan Februari lalu harga sawit masih berkisar antara Rp 1.700 - Rp 1.800 per kg.

Penurunan harga ini diprediksi akan terjadi hingga bulan Juni mendatang. Ini berdasarkan pengalaman petani setiap tahunnya. "Jika mau bulan puasa hingga Lebaran, pengalaman tahun-tahun sebelumnya harga sawit akan murah," kata Sahat Pasaribu, petani sawit di Dusun Tangkahan Batak Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Langkat.

Dijelaskan Sahat, hari ini (Rabu-red) saja harga jual sawit sudah Rp 1.260 per kg, padahal kemarin (Selasa) harganya masih Rp 1.270 per kg.

Para petani sawit kata Sahat, yang rata-rata memiliki tanaman kelapa sawit seluas dua hektare dengan usia tanaman 10 tahun hanya bisa berpenghasilan Rp 4 juta sebulan. "Kalau hanya memiliki sawit di bawah satu hektare, mereka hanya berpenghasilan Rp 1 juta - Rp 2 juta per bulan. Penghasilan itu bila harga sawit ideal, yakni 1.300-an per kg," jelasnya.

Tetapi jika harga sawit mencapai level terendah antara Rp 500 - Rp 700 per kg, petani kata Sahat, tidak bisa makan. "Bagi kami yang hanya mengelola sawit satu hektaran saja sulit untuk mencapai kesejahteraan. Apa lagi untuk biaya sekolah anak-anak, karena penjualan sawit hanya bisa untuk biaya hidup," ujarnya.

Karena itu kata dia, pihaknya sangat mengharapkan campur tangan pemerintah untuk membantu penetapan harga sawit jangan sampai anjlok.

"Kami mohon harga jangan turun lagi dari Rp 1.200-an per kg. Kasihan petani, untuk biaya hidup tak terpenuhi," jelasnya.