COMEBACK ke Teladan Medan menjadi reuni tersendiri bagi full back Persib Bandung, Supardi. Ia merasakan bagaimana riuh suporter menjejali stadion yang menjadi markas PSMS ketika ia masih berseragam hijau-hijau periode 2006-2008.

Meski Ayam Kinantan-julukan PSMS, tak lagi satu level dengan Persib di Liga 1 2017, Supardi meyakini PSMS tetaplah tim dengan ciri khas kerasnya.

“Medan tetap lah Medan. Semua lawan akan ciut nyali saat menginjakkan kaki di rumput Teladan. Riuh suporter dengan cemoohan yang mungkin terasa kasar didengar, namun menjadi hal yang lumrah dalam kultur budayanya," ujar Supriadi seperti dilansir Simamaung, Sabtu (25/3/2017).

Hal yang diingat Supardi selama berkarier di Ibu Kota Sumatera Utara adalah suporter yang akan mencerca pemainnya jika kalah di kandangnya sendiri. Suporter akan meneriaki pemain jelek jika terbukti sang pemain tak memberikan hal maksimal di lapangan.

“Suporternya di sana mereka berani ke pemainnya langsung, to the poin, main kau jelek itu langsung ke pemain karakternya kaya gitu. Bukan sesuatu hal yang dianggap itu kasar tapi memang karakternya,” cerita Bang Pardi.

Jarak Tribun dan lapangan yang tak begitu jauh buat teriakan penonton pasti terdengar, apalagi saat pemain masuk lorong ganti, gemaan suporter begitu akan terasa.

“Aku pernah ngalaminnya, mereka enggak suka bisik-bisik. Waktu itu kita kalah lawan Persitara di kandang, kaya apa omongannya gitulah jelek, tapi memang kita salah, kita kalah siap dihujat,” bebernya.

Persib akan kembali merasakan bagaimana menikmati atmosfir di Stadion Teladan, Minggu (26/3/2017) dalam laga uji coba bertajuk The Real El-Clasico Indonesia. Kedua kubu terakhir kali bertemu musim 2012, dan Persib menelan kekalah 2-3 atas tuan rumah di stadion yang sama.