JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 9 Maret lalu di Istana Merdeka terlihat hangat. Ditemani secangkir teh membuat suasana semakin akrab.

Momen itu seolah menjawab spekulasi publik yang menilai hubungan kedua tokoh ini tak akur. Terlebih SBY mengeluarkan pernyataan ada pihak-pihak yang sengaja menghalangi Jokowi untuk bertemu dirinya.

Di tengah situasi tenang tiba-tiba muncul lagi polemik. Pemantiknya soal mobil kepresidenan. Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumla membeberkan jika SBY masih meminjam mobil Mercedes Benz S-600 sejak tiga tahun lalu.

"Dipinjamkan sejak 2014 lalu. Beliau (SBY) rencananya mau mengembalikan mobil itu," kata Darmansjah seperti dirilis merdeka.com, kemarin.

SBY pun langsung bereaksi. Menurutnya, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978, Pasal 8 disebutkan bahwa Bekas (Mantan) Presiden & Wakil Presiden disediakan sebuah kendaraan milik negara beserta pengemudinya.

"Saya sedih, justru dengan niat baik itu, hari ini pemberitaan media sangat menyudutkan saya, seolah saya bawa mobil yang bukan hak saya," kata SBY.

SBY mengaku sudah lama ingin mengembalikan mobil tersebut kepada negara. Namun dia tak ingin mengembalikan mobil negara dalam kondisi yang rusak.

"Waktu itu baru saya gunakan sekitar 20 menit langsung rusak. Mobil tersebut kini berusia 10 tahun dan mudah sekali mengalami gangguan," ungkap SBY.

SBY akhirnya mengembalikan mobil tersebut pada Rabu (22/3) siang. Pengembalian dilakukan secara resmi, yakni lengkap dengan menyertai surat beserta berita acara.

"Kita terima akan kita check up, tune up untuk memenuhi standar mobil kepresidenan," kata Darmansjah yang baru dilantik menjadi Duta Besar LBPP RI untuk Austria.

Setelah ini SBY akan diberikan mobil Toyota Camry sama seperti mantan preside dan wakil presiden lainnya. Namun belum dapat dipastikan kapan mobil tersebut akan diantar ke SBY.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menilai ada pihak-pihak yang ingin kembali memanaskan hubungan Jokowi dan SBY. Padahal, menurut dia, hubungan keduanya sudah mesra.

"Ibaratnya apa yang terjadi saat mobil Pak Jokowi mogok di Kalimantan, saya heran karena menjadi belok beritanya. Kenapa ada kalangan istana tiba-tiba membelokkan case ini jadi mobil yang dibawa Pak SBY," kata Roy, Rabu (22/3).

Roy mengungkapkan, jika SBY telah menghubungi mantan Menko Polhukam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Djoko Suyanto, mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan mantan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam. "Memastikan prosedur peminjaman serta pengadaan fasilitas bagi mantan Presiden."

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah heran dengan mencuatnya isu mobil tersebut. Dia menilai seharusnya pihak Istana tak meributkan masalah mobil dinas yang dipinjamkan ke SBY.

"Ini negara Republik Indonesia APBN Rp 2.085 triliun, ini kan urusan semiliar dua miliar, enggak usah jadi isu, beresin lah. Istana harus ada manajemen yang baik. Enggak usah begini-begini jadi isu," tegasnya.

Sebelumnya, ramai pemberitaan kendaraan dinas Presiden Joko Widodo (Jokowi) empat kali mogok di tengah jalan saat kunjungan kerja di daerah. Sampai detik ini Jokowi selalu menolak usul pembelian mobil baru.

"Kalau tanya Pak Presiden selalu bilang enggak usah, ngapain enggak apa-apa. Tapi kalau urusan kayak begini enggak tahu lah nanti," kata Mensesneg Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/3). (mdk)