JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya secara resmi membuka Workshop Nasional Pemanfaatan Mobile Positioning Data untuk Mendukung Statistik Pariwisata yang dilaksanakan di Hotel Inaya, Putri Bali Resort Kawasan Wisata Nusa Dua, Lot S-3, Bali, Kamis, 23 Maret 2017.

Menpar Arief Yahya dalam sambutannya mengatakan, metode Mobile Positioning Data (MPD) pada era digital saat ini merupakan metode yang sangat tepat yang dinilai dapat membantu mengumpulkan data kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) dengan beberapa keunggulan dalam hal real time, kecepatan, ketepatan, dan cakupan yang lebih luas.

"Kita biasa sebut dengan 3 V, yakni Volume, Velocity atau kecepatan dan Variety atau jenis. Kalau kita sudah mengedepankan digital, trus kita tidak menggunakan MPD, maka nantinya disconnect. Karena Bid Data atau MPD sangat banyak manfaatnya, karena di era sekarang adalah sebuah keniscayaan kita tidak menggunakan digital," ujar pria asal Banyuwangi itu.

Lebih lanjut Menpar mengatakan, metode ini juga membantu Indonesia dalam menjawab tantangan sebagai negara kepulauan yang memiliki perbatasan dengan negara tetangga, Menpar menjelaskan bahwa Big Data ini sudah dilakukan sejak tahun 2015. "Karena siapa yang menguasai informasi, itu pasti yang memenangkan persaingan," ujar mantan Direktur Telkom itu.

Menpar juga menjelaskan, proses pengolahan data dapat digunakan untuk tiga aspek yang disebut dengan 3 P yakni performance, promotion, dan projection.

"MPD itu digunakan untuk mengukur performance, sementara big data digunakan untuk promotion dan projection. Performance memikiki data collection yang tentunya akan menimbulkan dampak ke promosi dan projection yang efektif, karena kita bisa tahu lebih detail, kemana saja Wisman, beli oleh-oleh di mana saja, kuliner di mana saja, kita bisa berpromosi ke yang suka diving, yang suka alam, yang suka budaya dan sebagainya," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Director of The Tourism Market Trends Programme, UNWTO John Kester. Kata John, menggunakan MPD adalah cara yang sangat efektif dan penting digunakan di dunia pariwisata.

"Indonesia sudah benar menggunakan MPD, karena nantinya dengan menggunakan MPD, kita akan tahu seberapa besar volume, kita juga bisa memecahkan semua berbagai variabel, variabel tempat, hobby, intinya terkait dengan kesukaan turis. Karena kondisinya saat ini adalah dunia sudah terkoneksi satu dengan yang lain, sama halnya dengan produsen ke konsumen. Kalau di Pariwisata destinasi dengan Wisman," jelas John.

Seperti diketahui, acara tersebut merupakan program kerja Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar. Menpar juga mengatakan, pihaknya sangat serius mendigitalisasi semua lini, semua kedeputian. Karena hanya dengan cara itu, semua bisa dihitung dengan standar akurasi maksimal. "If you can not measure, you can not manage! Kalau tidak bisa mengukur, maka tidak akan bisa memanage," sebut Menpar dalam paparannya.

Maka, kalau tidak bisa menghitung dengan akurat, tidak akan bisa mengukur. Angka-angka ukuran dan hitungan itu harus benar. Karena itu, biarkan mesin, teknologi dan system yang menghitung, sehingga bisa meminimalisasi pengaruh manusia. Dari soal branding dan advertising, menggunakan lebih banyak digital media, seperti Google, Baidu, TripAdvisor, Ctrip, dan sebangsanya. Lalu soal selling, juga menggunakan platform ITX, digital market place.

Project Management System di pengembangan 10 Bali Baru, yakni dengan Transformer yang dikendalikan secara digital. Dashboard M-17 di lantai 16 Gedung Sapta Pesona, Big data, dan data warehouse-nya, serba digital. Kini yang sedang dikerjakan adalah Big Data untuk Mobile Positioning Data (MPD), untuk menghitung wisman dan wisnus yang sangat akurat.

Kemenpar mengundang pembicara-pembicara yang kompeten di bidang ini. Nama-nama seperti Mr. John Kester (Director Of The Tourism Market Trends Programme, UNWTO), MR.Antonio Lopez DeAvilla (Professor of IE Business School, Former President of Segittur, Sasmito Hadiwibowo (Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS/Statistics Indonesia).

Erki Saluveer (Chief Technical Officer, Positium, Estonia), Siim Esko (Researcher of Mobile Big Data, Positium, Estonia), Christophe Demunter Head of Tourism Statistics Section, (Eurostat) via Skype. Sedangkan pembicara yang lain diprediksikan akan hadir di acara yang akan digelar di Hotel Inaya, Putri Bali Resort Kawasan Wisata Nusa Dua, Lot S-3, Bali.

Rencanananya peserta workshop yang akan hadir dan yang telah diundang adalah dari pimpinan maupun perwakilan pihak Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia, Imigrasi, Kementerian Kominfo, Bappenas, Kepala Dinas Pariwisata dan Akademisi serta undangan yang lainnya. ***