JAKARTA - Kementerian Perdagangan telah melakukan pantauan stok dan harga bahan pokok di 165 pasar rakyat yang tersebar di seluruh provinsi. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pantauan secara intensif akan terus dilakukan demi memastikan harga bahan pangan tidak melonjak tajam selama bulan Ramadhan dan hari raya.

"Kita antisipasi sejak dini potensi kenaikan harga jelang hari besar keagamaan. Karena secara alamiah kenaikan harga terjadi akibat kenaikan permintaan," ujar Enggartiasto, saat memimpin rapat koordinasi dengan para kepala dinas perdagangan dan perindustrian dari seluruh provinsi di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (22/3/2017).

Dari hasil pantauan, Mendag menyebut harga kebutuhan pokok relatif stabil bahkan cenderung turun. Untuk harga cabai misalnya, mulai dari cabai rawit merah, cabai merah besar dan cabai merah keriting rata-rata harganya turun mulai 10-13 persen. "Untuk cabai ini kita pantau harganya turun setiap jam," tutur Enggar.

Sementara, untuk ketersediaan stok beras, Enggar menyebut beberapa provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan memiliki kelebihan stok. Namun begitu, ada juga provinsi lain yang kekurangan stok beras. Karenanya, surplus beras di satu provinsi dapat disalurkan ke provinsi lain yang kekurangan.

Ia meyakini Indonesia tak perlu mengimpor beras karena produksi dalam negeri mencukupi kebutuhan nasional. Untuk memastikan ketersediaan stok dan harga pangan yang stabil, Mendag memerintahkan pemerintah daerah untuk melaporkan perkembangan harga harian secara intensif di pasar pantauan mulai H-14 Ramadhan hingga H+2 Idul Fitri.

Enggar menyebut, mulai tahun ini titik pantauan bahan pangan pokok akan ditambah. Sehingga akan ada 84 pasar rakyat dan 10 pasar induk yang akan menjadi titik pantauan baru.