ACEH - Aksi tak terpuji seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ini memang keterlaluan. Dengan gaya koboinya, SU (45), tiba-tiba muncul di sekolah anaknya, lalu mengintimidasi para pelajar di sana.

"Kalau tidak mengaku akan saya tembak semuanya," kata perempuan paruh baya itu, Selasa (21/3) kemarin. Ruang belajar di kelas 2 SMP I Blangpidie itu pun mendadak tegang.

Aksi pegawai Dinas Perhubungan tersebut, disebabkan handphone anaknya hilang. Berbekal senjata jenis softgun di tangan, SU memaksa siswa mengaku dan mengembalikan barang anaknya yang hilang.

Dia bahkan sempat mengeluarkan tembakan ke arah jendela, namun hanya angin keluar, senjatanya tak berisi. Walau telah mengancam, tak satu pun siswa yang memberikan informasi.

Amarahnya memuncak, warga Kecamatan Susoh itu lantas mengeluarkan alat getar kejut, menyerupai senter. Emosinya kian tak terkendali. Dia menempelkan alat itu ke kepala seorang siswa. Di dalam tasnya, belakangan juga diketahui ada senjata tajam jenis kampak.

"Setelah rapat dewan guru dan komite sekolah, kami sepakat bahwa aksi itu adalah kriminal dan sudah direncanakan," kata Wakil Kepala Sekolah SMP I Blangpidie, Bustaman SPd seperti diberitakan Rakyat Aceh yang dikutip JPNN.com, Rabu (22/3/2017).

Menurutnya, aksi koboy PNS itu terjadi beberapa hari lalu, sehari setelah handphone anaknya IF (14) hilang. Informasi yang diperolehnya, handphone hilang saat dicas di sudut ruangan kelas.

Di sisi lain, sekolah juga melarang siswa membawa handphone. Pihak sekolah berjanji akan mengembalikan bila ditemukan, namun setelah siswa bersangkutan tamat sekolah.

Tak terima keputusan itu, penyebab SU mengamuk keesokannya. "Siapa yang ambil HP anak saya. Kalau tidak mengaku akan saya tembak. Sambil mengangkat senjata yang dikeluarkan dari dalam tasnya," cerita Bustaman.

Bustaman yang datang kemudian menasehati SU agar persoalan diselesaikan di dalam ruang dewan guru. Namun SU tetap bersikeras agar HP anaknya ditemukan. Takut kegaduhan semakin parah, Bustaman melapor ke Polsek Blangpidie.

Sementara guru lainnya, melapor ke Satlantas yang hanya berjarak sekitar 300 meter. Saat anggota Satlantas dan Polsek Blangpidie turun, seluruh barang bukti yang ada di tangannya wanita itu disita lalu dibawa ke Polsek.(ria/mai/jpnn)