JAKARTA - Kementerian Pariwisata tidak main-main garap Bono sebagai destinasi unggulan Riau. Bahkan kawasan Bono akan disulap menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) guna menarik 1 juta wisman ke Indonesia melalui Provinsi Riau.

Pihak Pemprov sendiri kata Menpar Arief Yahya, sudah menyediakan lahan seluas 600 Hektare, atau dua kali lipat luasnya dengan Nusa Dua Bali. "Yang jadi persoalan adalah akses. Ya akses ke Bono dari Pekanbaru ke Pelalawan mungkin tidak terlalu sulit, tapi dari Pelalawan ke Bono perlu dibuat," ujar Menpar Arief, Senin (20/3/2017) di Jakarta.

Apalagi kata dia, Pemprov Riau saat ini hanya baru menyelesaikan pengaspalan jalan separohnya saja. "Kalau tidak salah masih ada jalan rusak sekitar 40 an kilo meter yang belum selesai. Untuk itu, kita akan membahasnya dengan Pemprov Riau di Rakornas Pariwisata bersama Dirjen Perhubungan Darat dan Laut 30-31 Maret mendatang," tegasnya.

Menurut Menpar, akses ke Bono nantinya tidak hanya melalui jalur darat saja, tapi juga bisa memanfaatkan aliran sungai sebagai jalur transportasi. "Semua harus bisa dimanfaatkan termasuk sungai," tukasnya.

Rencana pemerintah pusat untuk menjadikan Bono sebagai salah satu objek wisata unggulan Indonesia juga akan dibahas dengan kementerian terkait, seperti Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kemaritiman.

Lahan seluas 600 hektar yang dipersiapkan Pemprov Riau, menurut Menpar Arief, akan dibangun resort, home stay, maupun hotel serta tempat hiburan massal di lokasi yang merupakan salah satu tempat berselancar fenomenal di dunia itu.

"Kalau yang berselancar itu kan tidak semua orang bisa, dan Bono kategori destinasi wisata khusus. Artinya orang-orang tertentu dengan minat khusus surfing saja yang bisa menikmatinya. Nah kenapa dibangun berbagai fasilitas penunjang disana? Supaya masyarakat dan wisatawan yang tidak bisa surfing juga bisa menikmati keindahan Bono serta bisa menikmati keindahan alam sekitar," paparnya.

Sebelumnya, Menpar Arief Yahya pada saat launching Riau Menyapa Dunia, juga sudah berjanji, pihaknya akan melakukan promosi Bono ke luar negeri.

"Kami sudah siapkan beberapa program, yakni promosi besar-besaran tentang Bono di luar negeri," janji Menpar.

Menurutnya, Riau adalah negeri penuh berkah, dimana Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi gas dan perkebunan serta memiliki alam yang indah. "Namun jujur dan terus terang saja, Riau kurang pandai mengelola. Jika dikelola dengan baik, saya yakin Riau luar biasa, dan ini kewajiban kami untuk benar-benar menjadikan Riau Menyapa Dunia," jelasnya.

Masih kata Menpar, kalau Riau hanya mengadalkan minyak gas dan perkebunan, akan ketinggalan dengan provinsi lain.

"Eranya sudah berbeda, ini sudah eranya ekonomi kreatif yang dipadukan dengan budaya," ujarnya. Dan setelah Bono benar-benar menjadi ikon Riau, kata Menpar, dengan sendirinya destinasi wisata maupun wisata budaya Riau akan maju. "Bali itu dulu yang di promosikan hanya Kute, tapi lambat laun turis mancanegara tahu kalau Bali ada Nusa Dua, ada Ubud, ada lainya. Nah ini juga sama nanti di Riau," paparnya.

Untuk itu katanya lagi, semua komponen masyarakat serta pemerintah daerah harus bersinergi dengan pusat, guna mewujudkan cita-cita itu. "Ini bukan bicara daerah lagi, tapi sudah bicara nasional. Jangan lagi mengkotak-kotakkan daerah, tapi kita bicara Indonesia," tegas Menpar. (*/dnl)