SYIRIA - Serangan pasukan Amerika Serikat sejak 2014 hingga saat ini yang katanya bertujuan untuk melenyapkan ISIS di Syria, sepertinya mulai bikin pemerintahan Syria gerah.

Pasalnya, pasukan koalisi AS yang ikut terjun di perang Syria sejak 2014, mengaku tidak sengaja telah menewaskan 220 penduduk sipil dalam serangan-serangan selama tiga tahun ini.

Belakangan, serangan-serangan itu pun menyasar fasilitas vital negara. Pemerintah Syria pun sampai melayangkan surat permohonan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres untuk meminta AS menghentikan serangan ke Dam Euphrates dan Tishrin serta kawasan sekitarnya demi menghindari bencana yang lebih besar.

Dalam surat ke Guterres dan Dewan Keamanan PBB, Deputi PBB Syria Mounzer Mounzer mengatakan kalau penduduk di sepanjang Sungai Euphrates di Iraq bakal ikut terimbas dalam sabotase sistematis infrastruktur tersebut.

”Kehancuran total dari dam yang menjadi target serangan udara bakal sangat hebat. Kota-kota dan desa kebanjiran serta mengancam jiwa ratusan ribu penduduk yang tinggal di kawasan tersebut,” tulis Mounzer.

Koalisi internasional dan Pentagon belum memberikan pernyataannya atas permohonan Syria tersebut. Koalisi yang dipimpin AS sudah melayangkan serangan udara melawan ISIS sejak September 2014.

Bulan lalu, PBB sudah mengingatkan kalau bakal ada banjir besar dari Dam Euphrates bila ISIS melakukan sabotase. Pun demikian bila serangan udara koalisi ikutan melakukan serangan ke dam tersebut.

”Pemerintah Syria meminta Dewan Keamanan PBB dan Sekjen PBB untuk menghentikan serangan AS dan anggota koalisi internasional ke Dam Euphrates, Dam Tishrin, dan kawasan sekitar serta infrastruktur lain demi menghindari bencana yang lebih hebat,” sambung Mounzer.(reuters/tia/jpg/pjs)