JAKARTA - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH. Hasyim Muzadi. Ia mengatakan, KH. Hasyim adalah sosok kiai, ulama besar Indonesia yang punya sikap negarawan. "KH. Hasyim Muzadi itu saya kenal beliau, dan mendengarkan beberapa kali ceramah beliau langsung waktu saya jadi Ketua Umum KNPI juga waktu saya jadi Menpora. Statement-statement beliau itu mencerminkan kalau beliau sebagai seorang negarawan," ujar Adhyaksa Dault, saat ditemui di kediamanya, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).

Menurutnya, dengan ?wawasan dan ilmu yang dimiliki, KH. Hasyim mampu menjadi ulama yang bisa diterima oleh masyarakat. Tidak pernah merasa sombong dengan keilmuannya. Adhyaksa mengaku kerap mendengarkan pernyataan-pernyataan KH. Hasyim, baik saat beraudensi, di kegiatan seminar maupun di media.

"Kiai yang negarawan. Beliau mengatakan begini yang saya ingat, kiai itu mempermudah yang sulit. Kadang-kadang intelektual justru mempersulit hal yang mudah. Oleh karena itu, jadilah kiai yang intelektual, intelektual yang kiai," terangnya.

Adhyaksa juga masih ingat banyak kata-kata bijak KH. Hasyim dan masih membekas dalam dirinya, yang menunjukan kalau KH. Hasyim adalah sosok negarawan yang cinta perdamaian. "Saya ingat beliau mengatakan bahwa Pancasila itu bukan agama, tapi Pancasila itu merupakan titik temu dari perbedaan, segala perbedaan di negara ini," ucapnya.

Menurut Menpora Periode 2004-2009 ini, menghormati Pancasila bukan seperti menghormati sebuah agama. Tapi, Pancasila merupakan ideologi negara yang menjadi titik temu dari perbedaan kelompok, suku dan ras di negara ini. "Jadi, banyak yang saya ingat, dan selalu nampak kalau beliau adalah seorang negarawan. Negawaran yang religius, negawaran yang Islami," tutupnya. 

KH. Hasyim meninggal pada Kamis (16/3/2017) pagi di kediamannya, Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang. ?Almarhum mengalami sakit sejak 6 Januari 2017 lalu. Ia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang selama 10 hari. Sejak saat itu, kondisi KH. Hasyim belum pulih total.

Pada Sabtu (11/3/2017), KH. Hasyim kembali dilarikan ke rumah sakit yang sama. Ia baru dipulangkan pada Senin (13/3/2017). Selama di rumah sakit, ia sempat dijenguk oleh Presiden Joko Widodo? pada Rabu (15/3/2017) kemarin.

Diketahui, selain KH. Hasyim adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Mantan Ketua Umum PB NU, ternyata ia juga anggota Pramuka. Tepatnya, di Pandu Pondok Modern Gontor sekitar tahun 1957-an, bersama KH. Mahrus Amin (salah satu Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta), dan Alm. KH. Tidjani Djauhari (Pendiri Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan Madura, Ketua MUI Jawa Timur 2004-2006). ***