RANTAUPRAPAT - Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu fokuskan bangun embung desa di Kecamatan Panai Tengah dalam sektor pertanian. Sistem irigasi pertanian di kecamatan itu selama ini mengandalkan tadah hujan.

"Nantinya, akan dibangun wadah penampung air hujan untuk mengatasi krisis air," kata Kaban PMDK Labuhanbatu Zaid Harahap di Rantauprapat, Kamis (16/3/2017).

Ia menjelaskan, embung desa dapat dibuat untuk program irigasi dalam sarana keperluan mengaliri sawah masyarakat ketika musim kemarau. Seperti di Kecamatan Panai Tengah yang memiliki sekira 300 hektar sawah.

Secara teknis wadah-wadah itu, akan dibuat penyaluran airnya kemasing-masing petak sawah untuk menjaga kwalitas gabah menjadi lebih berkualitas.

Program pengembangan sarana dan prasarana pertanian dari Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, ujar Zaid, dapat berguna bagi masyarakat desa yakni dibidang infrstruktur, pemberdayaan dan BUMDes.

"Semua biaya pembangunan dan kegiatan ditampung dalam alokasi dana desa (ADD) Kabupaten Labuhambatu, sekira Rp75 miliar tahun 2017 ini," ujarnya.

Camat Panai Tengah Agustiar Siregar, ketika dihubungi mengatakan, belum adanya sistem irigasi yang memadai dikawasan itu. Selama ini para petani mengunakan sistem irigasi tadah hujan pada masa tanam bulan Agsutus hingga September (turun tampang).

Mereka menanam varietas padi unggul seperti Ciherang, Mekongga, Inpari 9 dan varietas lokal padi Sitolas Kuku balam dan Ramos. Namun, produksi itu tidak diimbangi dengan pemasarannya.

"Hasil Panen padi di sini cukup memuaskan, tetapi hasilnya dibawa ke Kabupaten Asahan. Hanya sedikit untuk Labuhanbatu, karena pemodal kalah bersaing," katanya.

Dalam memaksimalkan hasil gabah pihaknya melibatkan petugas pendamping pertanian maupun mahasiswa agar dapat panen 2 kali dalam setahun.

Untuk itu, dia berharap bersama-sama Dinas Pertanian membentuk suatu kelompok koperasi yang siap menampung hasil gabah petani. Sehingga tidak ada kendala dalam pemasarannya.