TAPTENG - Aktifitas pengerukan di Galian C Sungai Pinangsori yang dilakukan PT Widya Indria Sari (WIS) yang memproduksi Asphalt Mixing Plant (AMP) membuat Warga Lingkungan IX Kelurahan Pinangsori.Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah. sangat meresahkan.

Alim salah satu warga yang dikonfirmasi mengatakan. Aktifitas pengerukan material batu dari sungai (Galian C)tersebut meyebabkan lahan perkebunan milik warga sekitar yang tergerus air dan semakin lama semakin habis. Kalau terus dibiarkan, keberadaan gedung SMP di kawasan sungai itu juga terancam ambruk. Pasalnya, badan sungai semakin melebar akibat abrasi yang menggerus lahan di sekitarnya.

“Semula, keberadaan sungai ini sangat bagus untuk mengairi lahan perkebunan atau ladang milik warga. Sekarang, posisinya terbalik, lahan perkebunan warga habis terkikis air sungai. Parahnya lagi, kondisi gedung SMP yang ada di sana juga terancam. Tiga kali lagi terkikis maka akan terjadi longsor, maka gedung sekolah itupun ambruk,” ucap Alim.

Alim didampingi sejumlah warga lainnya menambahkan, sudah turun melakukan aksi protes dan mencoba menutup perusahaan PT. WIS bahkan memboikot jalan menuju sungai Pinang sori tetapi tetap tidak direspon oleh pihak perusahaan PT. WIS dan meneruskan pengerukan disungai itu.

“Suka-suka orang itu aja ngorek-ngorekin sungai itu, kami mau kalo bisa lebih cepat perusahaan itu ditutup,sudah lama org itu bang sudah sekitar 5 tahunlah, yang dilintasi perusahaan ini tanah masyarakat, gmna lah mau dibilang bang. Masyarakat pun uda turun nya kesini sudah mencoba menututup, ada tiga kali kami aksi, tapi tidak ada responnya, uda pernahnya di boykot jalannya tetap juga org itu kerja,” ujarnya.

Ia menambahkan warga tidak sanggup melakukan penutupan karena diduga banyak yang membekingi PT. WIS bahkan Alim mendengar polisi juga sudah menyurati PT. WIS agar segera menutup perusahaannya, warga disuruh untuk bersabar sekira dalam seminggu, sampai saat ini tidak ada kepastian.

“Enggak ada yang berani komplin, Kemarin katanya polisi datang "Kalo memang masyarakat ini meminta ini ditutup bakal aku apain ini suratnya kekantor tunggu la tenang aja kalian sini" ujar polisi, tapi sampai sekarang suda ada sebulan enggak ada juga. Sampai ngomel-ngomel masyarakat sini bang mana nya polisi ini namanya aja polisi, polisi apa nya keg gitu enggak ada tegasnya gitu ngomong masyarakat sini bang tau la mamak-mamak,” tutupnya.