SAMARINDA - Malang nian nasib Bunga, gadis kecil berusia 12 tahun ini. Bunga menjadi korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan sekitar 13 orang oknum sopir angkutan kota (angkot), di kawasan Seberang. Kuat dugaan, Bunga menjadi korban praktik perdagangan manusia yang dilakukan oleh kenalan orangtuanya. Hal itu pun membuat kepolisian bekerja ekstra keras guna dapat segera menangkap seluruh pelaku.

Kejadian itu bermula, ketika kenalan orangtuanya yang kerap berada dirumah korban, yang terletak di jalan Cipto Mangunkusmo, Seberang, pada kamis (16/2/2017) silam memberitahukan kepada korban, bahwa ibunya menunggu dirinya di Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Tak tahu niat busuk pelaku, korban lantas dengan polosnya mengikuti perkataan pelaku, yang langsung masuk ke angkotnya.

"Sejak itu anak saya menghilang, saya sudah berusaha mencari-cari, dan akhirnya saya ketahui kalau teman saya juga yang bawa anak saya. Di situ saya langsung cari pelaku, dan pada tanggal 20 februari saya dapat pelaku, tapi anak saya belum ketemu," ungkap Rs (38) ayah korban, Selasa (14/3/2017).

Lalu, pada Selasa (28/2/2017) akhirnya Bunga ditemukan warga di sekitar kawasan Gunung Lipan.

Saat itulah korban menceritakan semuanya kepada kedua orangtuanya. Korban mengaku di oper-oper dari sopir angot satu ke yang lainnya. Selama berpindah-pindah sopir. ia menjadi korban kekerasan seksual.

Tercatat, korban "dikerjai" oleh itu, mulai di Jalan Bung Tomo, Km 1, Km 4, Loa Janan hingga Harapan Baru.

"Selama itu juga dia (korban) diperkosa, saya janji kalau polisi tidak cepat tangkap pelaku, saya dan teman-teman saya yang akan cari mereka," tegas Rs saat ditemui di Mapolresta .

Pihaknya pun melaporkan hal itu ke kepolisian, pada Senin (13/3/2017). Saat ini korban dan ibunya tengah menjalani pemeriksaan oleh kepolisian. Selama menjalani pemeriksaan, korban dibawah pendampingan Dinas Pemberdayaan Perempuam dan Anak, Kota, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Sementara itu, ibu korban Tn (28) yang selalu setia bersama korban saat menjalani pemeriksaan menjelaskan, selain diperkosa, anaknya juga dipaksa untuk isap narkoba jenis sabu.

"Dia ngaku kalau disuruh gunakan sabu juga, saya tidak kuat dengar ceitanya," ucapnya pasrah.

Dia pun berharap, seluruh pelaku dapat segera diamankan dan dihukum seberat-beratnya. "Kalau bisa dihukum berat, dikebiri saja, supaya tidak ada lagi korban lainya, karena pelaku ini tidak sendirian, tapi 8-13 orang," ucapnya.