JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan perhatian khusus terhadap perjuangan atlit yang terus membara dalam menghadapi SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

Dan, Wapres mendukung penuh persiapan kontingen Indonesia agar bisa meraih sukses prestasi di SEA Games 2017 dan saat menjadi tuan rumah pesta olahraga empat tahunan negara Asia tersebut.

Hal itu diungkapkan Komandan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto usai memberikan paparan kepada Wapres yang didampingi Menpora Imam Nahrawi dan Menko PMK Puan Maharani di Lantai III Kemenpora Jakarta, Rabu (15/3/2017).

"Satlak Prima mengucapkan terima kasih kepada seluruh atlit yang semangatnya tidak pernah kendur dalam meraih prestasi selama ini, Kini, perjuangan yang mereka tunjukkan itu telah membuahkan hasil dengan adanya perhatian khusus dari Wapres untuk mendukung program pembinaan atlit elit yang dilakukan Satlak Prima. Dan, saya diminta untuk menghitung ulang kebutuhan riil dana tambahan untuk mempersiapkan atlit ke SEA Games 2017 dan Asian Games 2018," katanya.

Perhatian khusus yang diberikan Wapres tersebut, kata Achmad Soetjipto, bertujuan agar kontingen Indonesia bisa meraih sukses prestasi dan penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Sukses prestasi itu kan menyangkut kebanggaan dan sukses penyelenggaraan berkaitan dengan harga diri bangsa. Makanya, Pak Wapres sangat menginginkan kontingen Indonesia bisa meraih prestasi pada Asian Games 2018 nanti," katanya.

Dalam paparan tersebut, Achmad Sotjipto menyampaikan masalah perkembangan prestasi yang dialami atlit elit yang tergabung dalam Prima dan kendala kebutuhan dana persiapan menuju SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Menurut Ahmad Soetjipto, alokasi anggaran Prima pada tahun 2017 sebesar Rp400 miliar belum mencukupi. Apalagi, Satlak Prima akan melakukan penambahan jumlah atlit dari 400 menjadi 600 atlit yang dipersiapkan menuju SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Kemudian, pemenuhan kebutuhan peralatan latihan bagi cabang olahraga yang tidak terealisasi pada tahun 2016, training camp dan uji coba ke luar negeri kepada atlit.

"Adanya pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah menyebabkan Prima menghapus alokasi pembelian peralatan tahun 2016. Kini, alokasi anggaran dana pembelian peralatan itu kan harus dimasukkan pada anggaran 2017 yang otomatis terjadinya peningkatan anggaran kebutuhan persiapan," katanya.

Yang lebih menggembirakan, kata Achmad Soetjipto, yakni Wapres dalam rapat tersebut menginstruksikan kepada seluruh pejabat terkait membuat langkah-langkah secara hukum untuk mendukung Satlak Prima dalam meningkatkan prestasi menyangkut masalah percepatan dalam pengadaan barang, uji coba ke luar dan training camp serta prosedur kerja untuk para pelatih asing.

Ketika ditanyakan berapa jumlah kebutuhan dana tambahan yang akan diajukan Satlak Prima? "Kita segera menghitung ulang seperti yang diinstruksikan Wapres dan secepatnya akan memberikan laporan kebutuhan dana efektif yang dibutuhkan," jawab mantan Kepala Staf Angkatan Laut sembari menyebut anggaran olahraga Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan anggaran olahraga negara-negara Asia Tenggara. ***