SIBOLGA - Nelayan Bagan Pancang atau bagan Tancap di Sibolga–Tapanuli Tengah (Tapteng) mengaku, hasil tangkapan mereka meningkat, seiring berkurangnya pengoperasiaan kapal pukat trawl di ke dua daerah itu.

“Memang belum semuanya (Pukat Trawl) berhenti melaut, tapi dengan berkurangnya pengoperasiannya karena Permen KP nomor 02 tahun 2015, penghasilan kami (Nelayan Bagan Pancang) menjadi meningkat,” ujar Yustinus Laia, nelayan pancang Muaranibung Tapteng, kepada wartawan, Senin (13/3/2017).

Menurut Yustinus, selama beroperasinya kapal pukat trawl, nelayan bagan pancang di Tapteng sering tidak memperoleh hasil.

“Seperti dua tahun yang lewat, kami nelayan ini sering termakan belanja (Rugi). Saat itu trawl masih merajalela, untuk menutup belanja ke laut sajapun kami tak sanggup,” tutur Yustinus yang mengaku saat ini dirinya dan nelayan bagan pancang lainnya, setidaknya mampu membawa pulang ikan hasil tangkapan sekitar 25 – 100 kilogram per hari untuk di jual.

Di tempat terpisah, Ramli nelayan bagan pancang Sibolga saat ditemui di Pasir Bidang Tapteng mengatakan, tidak hanya ikan kecil, ikan besarpun kini sudah banyak ditangkap oleh nelayan bagan pancang.

“Kalau dulu paling jenis ikan badar (ikan teri) atau macco, tapi sekarang ikan Gabu (Ikan Kuwe -Caranx Sexfasciatus)pun sudah sering kita dapati saat kita menarik jaring,” ujarnya.

Namun Yustinus Laia maupun Ramli, meminta petugas penegak hukum di ke dua daerah ini untuk semakin meningkatkan patroli di laut, sebab kata ke dua nelayan ini, sampai saat ini kapal pukat trawl masih terlihat beroperasi di perairan Pantai Barat Sumatera Utara.