JAKARTA - Bertempat di Gedung Serbaguna I Asrama Haji Pondok Haji, Jakarta Timur, selama dua hari, 14 dan 15 Maret 2017, berlangsung Halaqoh Nasional Pertanian dengan tema: "Daulat Petani Daulat NKRI."

Halaqoh ini termasuk salah satu rangkaian kegiatan hari lahir ke-83 GP Ansor, diikuti seribu kader GP Ansor dari Jawa dan Madura.

Wakil Ketua MPR RI DR. Oesman Sapta, Selasa siang (14/3/2017), mendapat kehormatan membuka kegiatan halaqoh ini, sekaligus menyampaikan materi Sosialisasi Empat Pilar MPR untuk para peserta.

Hadir dalam kesempatan ini, antara lain: Anggota Komisi IV DPR Drs. H. Taufik R. Abdullah, dan Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta dalam pidatonya mengajak para pemuda Ansor untuk bangkit, kembali ke desa dan membangun desanya.

"Kalau semua pemuda Ansor kembali kedesa dan membangun desanya, saya kira makmur negara ini," ujar Oesman Sapta.

Tapi yang lebih penting lagi, kata Oesman Sapta, harus ada Undang-Undang Perlindungan Petani. "Kalau undang-undang itu belum ada sama saja bohong," katanya kepada pers.

Oesman Sapta juga menyinggung sepintas pertemuan Presiden dan para pimpinan lembaga negara di Istana beberapa saat sebelum dia menghadiri Halaqah Nasional GP Ansor ini. "Saya hadir sebentar, karena saya sudah janji dengan GP Ansor," kata Oesman Sapta, seraya menyatakan bahwa yang dibicarakan pada pertemuan itu soal kesenjangan sosial ekonomi.

Menurut Oesman Sapta, karena di Indonesia 70 persen penduduk hidup dari pertanian. Itu artinya, mana mungkin ada kemakmuran kalau petani tidak dibantu. Maka itulah pentingnya peran Bulog, misalnya, membantu petani dengan cara membeli hasil-hasil dari petani. "Jangan begitu musim paceklik beras tidak ada, akhirnya harus impor," ungkap Oesman Sapta.

Halaqoh Nasional diselenggarakan oleh PP GP Ansor bekerjasama dengan Perum Bulog dan MPR memang punya kepentingan membicarakan masalah pertanian. "Karena mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU), termasuk di dalamnya Gerakan Pemuda Ansor, adalah petani," ungkap Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya. ***