BANYUMAS - Gigi Adi Saputra (40), warga Kelurahan Tegalreja, Cilacap Tengah, Jateng, mampu menciptakan robot penjinak bom. Padahal, dia hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu SMP Negeri di Cilacap.

"Saya membuatnya sendiri, dan saya hanya lulusan SMP di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cilacap," ujar Gigi Adi Saputra seperti diberitakan Radar Banyumas, Minggu (12/2/2017).

Gigi mengatakan, untuk menyelesaikan pembuatan robot ini memang tidak gampang, membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

"Saya rasa orang Indonesia tidak kalah canggih dengan negara-negara lain," ujar Gigi.

Lebih lanjut Gigi mengatakan, bahkan beberapa waktu yang lalu, pernah ada kejadian di dalam forum sesama pencinta robot orang Indonesia.

Di mana, robot karya orang Indonesia dibeli oleh warga Singapura. Otomatis robot tersebut menjadi hak milik si pembeli. Lantas diikutkan event 'robot kontes' dan diberi tanda bendera Singapura. Dan ternyata robot tersebut meraih juara satu.

"Dengan kejadian tersebut menurutnya tidak jadi masalah, memang yang terjadi seperti itu, banyak orang Indonesia bahkan instansi pemerintahan, sepertinya kalau beli produk sendiri masih kurang yakin. Seandainya kalau robot dibeli orang Singapura atau negara lain, kemudian dijual ke Indonesia mereka baru yakin," ujar Gigi.

Dia juga mengaku akan menjual karyanya itu karena butuh uang. "Begitu juga dengan robot penjinak bom yang sedang saya buat, siapa saja yang mau beli, kemudian diakui oleh orang lain, ya silakan saja. Yang penting buatan saya laku dan uang bisa untuk membiayai kehidupan keluarga, karena saya tidak ingin dikenal" ujarnya.

Robot yang sedang dia kerjakan, masih dalam tahap penyelesaian akhir, sudah mencapai 90 persen.

Dia jelaskan, robot yang ia ciptakan cukup canggih, karena grip yang ia kenakan cukup besar.

Selain itu dilengkapi alat perekam dan semacam CCTV. Robot juga dirancang mampu mengangkat barang seberat 7 kg hingga 10 kg.

Selain menciptakan robot penjinak bom, ternyata bapak dari 3 anak ini, di tahun 2012 pernah membuat alat deteksi tsunami.

Alat tersebut di beli orang Surabaya dan dipasang di salah satu hotel terbesar di sana. (jpnn)