JAKARTA - Spirit Indonesia Incorporated yang dikumandangkan Menpar Arief Yahya di Rapat Koordinasi (Rakor) Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia ke-III di Hotel Mercure Bandung, Senin (13/3), langsung direspon Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah.

Seluruh unsur pentahelix ikut diimbau mendukung spirit itu dengan membangun desain perencanaan yang terintegrasi di semua sektor, dari pusat dan daerah.

"Masa depan pariwisata itu sangat cerah. Jadi ini harus dikeroyok sama-sama. Mimpi saya, ke depan pariwisata akan dijadikan patokan dasar asumsi RAPBN,” terang Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah Senin (13/3).

Mimpi tadi bukan tanpa sebab. Karena dari sudut manapun, pariwisata terlihat sangat seksi. Prosentase sumbangsih PDB-nya tertinggi di ASEAN. Angka pertumbuhan PDB-nya juga jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan. Sampai devisanya pun menembus angka USD 1 juta dan menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170%.

Dari sisi rangking devisa, pariwisata juga terlihat sangat menjanjikan. Saat ini, posisinya ada di peringkat empat besar penyumbang devisa nasional. Presentase pertumbuhannya menembus 13%. Belum lagi urusan lapangan kerja yang terbukti sukses menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan.

Bila ditarik ke level dunia, pariwisata juga masih terlihat seksi. Dalam tiga tahun terakhir, lonjakan peningkatan jumlah perjalanan antar negara ikut terekam jelas. Total wisatawan dunia pada 2014 mencapai 1.110 juta perjalanan luar negeri atau tumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Di antara jumlah tadi, lebih dari 300 juta (27,1% dari total wisatawan dunia) masuk ke Asia dan 96,7 juta di antaranya masuk ke Asia Tenggara. Sementara di 2015, di tengah situasi globalyang tidak kondusif, perjalanan wisatawan dunia masih tumbuh 4,5%. “Sangat promosing,” kata dia.

Ucapan wakil rakyat itu memang tak mengada-ada. Perjuangan Kemenpar di bawah komando Arief Yahya menunjukkan trend perbaikan. Dri 9,3 juta di 2014, naik 10,4 juta 2015 dan tahun 2016 silam sukses menembus 12 juta.

”Karenanya pembangunan pariwisata harus terintegrasi. Mumpung di sini juga ada perwakilan Kemenristek Dikti, Wakil Gubernur Jawa Barat, industri dan akademisi. Membangun pariwisata Indonesia harus bersama-sama. Kemenpar sendirian tidak akan bisa. Semua harus kompak.

Kalau semuanya satu visi, saya yakin target akan tercapai karena melihat perkembangan pariwisata saat ini,” ujar Ferdiansyah.

Selain membicarakan spirit Indonesia Incorporated, Rakor ini juga membahas sinkronisasi tiga program prioritas di 2017 dengan kalangan akademisi. Gerakan Go Digital, Air Connectivity dan homestay desa wisata, ikut dibahas guna mencapai target 15 Juta wisman di 2017.

Target itu lompat 25% dibanding 2016 yang mencatat 12 juta kunjungan wisman. Bahkan Presiden Joko Widodo berkali-kali menyebut target 2019 sebanyak 20 juta Wisman. "Arahnya harus sama. Indonesia Incoporated untuk bangun pariwisata. Semua sama-sama bergerak support Go Digital, Air Connectivity dan homestay desa wisata,” tandasnya. ***